Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Istimewa Yogyakarta (DIY), Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta pembangunan rumah untuk korban gempa dihentikan karena dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial di antara mereka. Pernyataan Sultan itu dikemukakan terkait dengan proyek pembangunan perumahan oleh Kantor Menteri Perumahan sebanyak 565 rumah di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul serta proyek kerjasama Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan Bank Dunia (World Bank) yang membangun 10 rumah di setiap desa. "Saya bersama bupati dan walikota sepakat untuk tidak menyepakati proyek pembangunan 565 rumah oleh Kantor Menteri Perumahan serta proyek Departemen PU dan Bank Dunia yang membangun 10 rumah setiap desa, karena hanya akan menyulitkan kepala daerah," tegasnya. Ia menjelaskan, sebaiknya proyek dari pemerintah pusat baik melalui Menteri Perumahan maupun Departemen PU bekerjasama dengan Bank Dunia itu diganti dengan pembangunan struktur fondasi beton dan atap yang tahan gempa agar semua korban gempa bumi bisa mendapatkannya dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial yang bisa memicu kerawanan. "Daftar Isian Proyek Anggaran (DIPA) dari pemerintah pusat untuk pemerintah provinsi (pemprov) melaksanakan program rekonstruksi rumah pascagempa hanya Rp749 miliar lebih. Jika dana Rp749 miliar lebih itu digunakan untuk membangun rumah tahan gempa tipe 36 yang harganya sekitar Rp20 juta per unit maka hanya 35.000 unit rumah yang dapat dibangun," katanya. Padahal rumah yang hancur dan rusak berat akibat gempa dan harus dibangun kembali di DIY sekitar 206.000 ribu, sehingga masih ada kekurangan 171.000 rumah, dan ini berarti masih 171.000 kepala keluarga bersama anggota keluarganya yang akan tetap tinggal di tenda pengungsian. Kondisi ini akan semakin memprihatinkan jika tidak segera diatasi karena pada Oktober mendatang sudah memasuki musim hujan. "Atas pertimbangkan itu, saya sepakat dengan para bupati dan walikota se-DIY untuk membangun secara massal 206.000 rumah, tetapi hanya untuk tahap awal berupa struktur fondasi beton tahan gempa dengan dinding dan atap yang masih kosong, dan ini sesuai dengan rencana yang akan dilakukan Pemprov DIY," kata Sultan HB X.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006