Sejumlah program sudah BI galakkan sebagai upaya menekan laju inflasi.

Manokwari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat mengumumkan tiga pemenang lomba kampung QRIS peduli inflasi di Kabupaten Manokwari, yaitu Kampung Aimasi sebagai juara I, Wariki juara II, dan Sumber Boga juara III.

Kepala BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy, di Manokwari, Minggu, mengatakan perlombaan tersebut bermaksud mengoptimalkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2023.

Peserta lomba sebelumnya sudah mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis dalam menciptakan inovasi produk pangan olahan.

"Sejumlah program sudah BI galakkan sebagai upaya menekan laju inflasi," kata Rommy.

Selain tiga kampung tersebut, kata dia, BI juga mengapresiasi enam kampung lainnya, yakni Susweni, Ismaunggu, Sidey Makmur, Indoufa, Bowi Subur, dan Kampung Ngungguen.

Enam kampung itu masuk kategori juara harapan dan memperoleh piagam serta uang pembinaan untuk masing-masing kampung sebesar Rp1 juta.

"Kalau juara I terima Rp30 juta, juara II Rp25 juta, dan juara III Rp20 juta. Ketiga pemenang itu kami berikan juga piala dan piagam," ujar Rommy Tamawiwy.

Ia menjelaskan bahwa BI bersama pemerintah daerah di Papua Barat terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar memanfaatkan pangan lokal dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini berdampak positif terhadap kestabilan harga komoditas pangan seperti beras yang menjadi salah satu penyumbang inflasi.

"BI terus bersinergi dengan pemerintah daerah supaya bisa mengoptimalkan pemanfaatan pangan lokal," kata Rommy.

Bupati Manokwari Hermus Indou mengapresiasi pelaksanaan program GNPIP yang diaktualisasikan melalui perlombaan, sehingga memacu peran aktif masyarakat memanfaatkan komoditas pangan lokal.

Rangkai kegiatan GNPIP diharapkan memberikan efek positif terhadap upaya menahan laju inflasi pangan khususnya di Manokwari.

"Memberi dampak positif dan menimbulkan gerakan sadar inflasi yang lebih luas," ujar Hermus Indou.

Menurut dia, perlombaan kreasi pengolahan produk pangan lokal yang direspons antusias masyarakat menjadi peluang bisnis baru dalam meningkatkan perekonomian.

Pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) terus memastikan ketersediaan bahan pokok guna mencegah lonjak harga terutama menjelang hari besar keagamaan.

"Fenomena inflasi atau kenaikan harga barang khususnya komoditas pangan sangat berdampak kepada kita semua," ujar Hermus Indou.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat Merry mengatakan, inflasi gabungan dua kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu Manokwari dan Kota Sorong pada September 2023 sebesar 2,69 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Untuk Manokwari, inflasi tahunan tercatat 5,26 persen (yoy) lebih rendah dari inflasi periode Agustus 2023 yaitu 6,4 persen (yoy).

Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terhadap inflasi Manokwari meliputi makanan minuman dan tembakau 10,21 persen (yoy) dengan andil inflasi 3,54 persen, transportasi 6,49 persen (yoy) dengan andil 0,85 persen, dan sembilan kelompok lainnya.

"Ada lima komoditas penyumbang inflasi tahunan Manokwari, yaitu ikan cakalang, angkutan udara, beras, rokok kretek filter, dan tomat," ujar Merry pula.
Baca juga: Mendagri: Penanganan Inflasi di Papua Barat Daya relatif cukup baik
Baca juga: Papua Barat mencanangkan kebun ketahanan pangan delapan hektare

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023