Taufik tampil tampak kurang greget pada turnamen perpisahannya ini, sebelum ia gantung raket. Motivasi dari ribuan penonton di Istora Senayan, Jakarta, yang dengan setia menunggunya hingga larut malam tidak membuat Taufik agresif.
"Kecewa, jelas iya. Tetapi yang lebih berat bagi saya meninggalkan bulu tangkis setelah 25 tahun berkarier," kata Taufik usai bertanding.
"Tadi kaki, tangan, fisik dan pikiran saya campur aduk. Tetapi jangan dilihat dari hasil ini, lihat lah masa lalu, proses saya sebagai atlet hingga sekarang," katanya.
Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menang mudah di game pertama, namun pada game kedua, penampilannya menurun drastis, sementara Praneeth tampil agresif.
Peringkat 55 dunia itu mengawal ketat skor Taufik hingga kedudukan terus bersaing sengit 9-9. Praneeth lalu berbalik mengendalikan permainan. Taufik dibuat mati sendiri sehingga skornya semakin tertinggal jauh.
Taufik sempat mencuri angka 12-19 namun pertahanan Praneeth tidak dapat lagi ditembus juara dunia Anaheim 2005 itu hingga skor 12-21. Taufik pun dipaksa bermain rubber game.
Pada game ketiga, pemain berusia 31 tahun ini tidak mengubah banyak pola permainannya. Praneeth tetap dominan dengan memimpin 5-0. Pertahanannya begitu cemerlang. Beberapa kali smes Taufik mampu ia kembalikan.
Taufik sempat menambah skor hingga 8-9 atas Praneeth, tetapi Praneeth masih belum terkejar. Ia terus melancarkan serangan yang kerap gagal dibalas Taufik dengan baik. Taufik akhirnya bertekuk lutut 17-21 saat pukulannya menabrak jaring net.
Meskipun begitu, penonton tetap memberikan tepuk tangan kepada salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia itu. Beberapa penonton membentangkan poster besar bertuliskan "Terimakasih Taufik Hidayat. Legend!"
Kemudian Taufik melempar raketnya ke arah tribun penonton. Ia lalu melambaikan tangan terakhirnya dari lapangan. Taufik meninggalkan lapangan diiringi penonton.
Kekalahan ini membuat laga dua bintang dunia, Taufik dan Lee Chong Wei, gagal dipertontonkan.
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013