Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan kolaborasi multisektor menjadi strategi dalam mencegah terjadinya kondisi disabilitas termasuk menangani kebutaan di Indonesia sekaligus dalam mendorong produktivitas masyarakat.
Risma menuturkan salah satu pihak yang senantiasa berkolaborasi dengan pemerintah untuk menangani dan mencegah kebutaan di Indonesia adalah bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami).
"Saya banyak dibantu oleh Perdami. Setiap bulan kita melakukan operasi katarak dan kami tidak membayar, kami dibantu. Di situ Perdami selalu aktif," katanya dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Risma mengatakan pemerintah sangat fokus pada penanganan dan pencegahan mata katarak sehingga dalam dua tahun terakhir tercatat terdapat 5.775 orang telah mengikuti operasi katarak gratis yang difasilitasi oleh Kemensos.
Menurut WHO, Prevalensi Kebutaan Global yang dipengaruhi oleh masalah sosial nilainya mencapai lebih dari 1 persen yakni lebih tinggi dibanding pengaruh masalah klinis senilai kurang dari 0,5 persen dan masalah masyarakat dengan nilai 0,5-1 persen.
“Ini bisa jadi karena rasa takut masyarakat untuk memeriksakan matanya hingga ketakutan terhadap biaya pengobatan yang mahal,” ujar Risma.
Selain itu, pemerintah juga mendorong produktivitas masyarakat yang mengalami disabilitas netra seperti dengan pembuatan alat berbasis teknologi dan melatih anak muda untuk bisa berkarya.
Baca juga: Kemensos fasilitasi operasi katarak gratis untuk 350 lansia
"Kami buat alat dan melatih mereka sesuai dengan passion mereka. Tidak harus mereka menjadi tukang pijat karena sekarang dengan beberapa teknologi itu kan bisa dari text to voice sehingga bisa membantu mereka untuk bisa berkarya," katanya.
Kemensos juga telah memberi bantuan beberapa komputer yang bisa merubah text to voice untuk beberapa lembaga/yayasan yang menangani anak-anak disabilitas netra.
Pemerintah berupaya mendukung produktivitas tersebut karena ternyata penyakit katarak dan penyakit mata tidak hanya dialami oleh orang tua atau lansia melainkan juga pada anak-anak.
Data WHO menyebutkan 12 orang buta per menit di dunia sedangkan di Indonesia sekitar satu orang buta setiap menitnya seperti di Sulawesi Selatan yakni 2,6 persen penduduknya mengalami kebutaan dan gangguan penglihatan.
Baca juga: Kemensos operasi gratis 350 pasien katarak di RSUD Ciawi
Baca juga: Mensos Risma semangati lansia operasi katarak di Klinik Ainun Bogor
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023