Bogor (ANTARA News) - Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah menggalakkan upaya penggunaan bahasa daerah melalui kearifan lokal setempat sebagai salah satu cara mencegah ancaman kepunahan bahasa ibu.
"Tradisi bahasa daerah dalam acara-acara adat kita hidupkan kembali, hal ini sebagai upaya perlindungan dan pelestarian bahasa daerah," kata Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yeyen Maryani, saat ditemui usai acara Deklarasi Prosa Liris dan Kemah Menulis Griya Sastra Budaya Obor, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Yeyen mengatakan, salah satu tradisi adat yang saat ini tengah dihidupkan kembali adalah kesenian Lamun di wilayah Kalimantan Selatan.
"Lamun ini adalah seni yang bercerita tetapi dengan bahasa mereka," kata Yeyen.
Menurut Yeyen, bila tradisi tersebut dibiarkan maka bahasa daerah setempat akan hilang begitu juga dengan orang yang memerankan kesenian tersebut juga harus dilindungi.
"Informasinya, saat ini hanya ada tujuh orang yang bisa menggelar Lamun ini," ujarnya.
Yeyen mengatakan, bila kota tersebut sering menampilkan tradisi Lamun hal tersebut sebagai upaya perlindungan terhadap penggunaan bahasa daerah.
Dijelaskannya, saat ini keberadaan bahasa daerah di Indonesia menghadapi ancaman kepunahan. Kepunahan yang dimaksuda adalah berkurangnya jumlah penutur bahasa tersebut.
Selain melestarikan penggunaan bahasa daerah, Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini juga tengah melakukan pengkajian terhadap bahasa daerah.
"Pengkajian ini adalah upaya memetakan kembali bahasa daerah, secara bertahap dilakukan, karena upaya tersebut sangat sulit mengingat luas wilayah Indonesia serta lokasi daerah yang sangat terpencil sehingga memerlukan waktu," katanya.
Menurut Yeyen, dalam melakukan pengkajian terhadap bahasa daerah memerlukan waktu yang cukup lama.
Tahapan yang dilakukan dengan mendatangi lokasi daerah, menginventarisir kosa kata setelah itu mencari tata bahasanya baik morfologi dan kronologinya.
"Ini tidak mudah, dalam satu tahun baru bisa tahu ada bahasa daerah dan jumlah penuturnya berapa dan kosa katanya bagaimana," katanya.
Yeyen menambahkan, berdasarkan data dari summer institut linguistic jumlah bahasa daerah di Indonesia sebanyak 746 bahasa, sementara itu, Badan Bahasa Kemendikbud juga melakukan pemetaan bahasa daerah yang saat ini jumlahnya ada 552 bahasa.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, keberadaan bahasa daerah di Indonesia terancam punah menyusul berkurangnya jumlah penutur dan generasi muda yang kurang menggunakan bahasa daerah.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013