Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pengusaha industri terasi di Muara Angke, Jakarta Utara, mengaku pasokan bahan baku terasi berupa rebon (udang kecil) dan ikan kecil yang dipasok dari nelayan sejak sebulan terakhir langka sehingga mereka tidak berproduksi lagi.
"Sudah sebulan ini kami tidak memproduksi terasi lagi karena tidak ada bahan baku," kata Sanan, pengusaha terasi di Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat.
Menurut dia, pasokan bahan baku terasi seperi, rebon, ikan `petet`, ikan `pirik`, dan ikan `bengeng` yang dibeli dari nelayan itu, kosong karena jumlah ikan kecil yang hidup di laut Jawa sudah berkurang. "Limbah dari industri-industri besar yang dibuang di laut mengakibatkan ikan-ikan kecil dan rebon tidak dapat hidup di laut ini," kata pengusaha asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Dia mengaku sebelum berkurangnya bahan baku tersebut, mampu menghasilkan terasi sekitar 100 kg terasi per hari dari 250 kg bahan baku dengan keuntungan bersih Rp3,0 juta per bulan.
Pengusaha yang telah 25 tahun menjalankan usahanya itu mengatakan telah memasarkan produk terasinya ke Jakarta, Tegal, dan Brebes serta daerah-daerah lainnya. "Untuk terasi kelas satu yang bahan bakunya dari rebon, kami menjualnya dengan harga Rp6.500 perkilogram, sedangkan untuk terasi dari ikan-ikan kecil dijual dengan harga Rp4.000 per kilogram," katanya.
Sanan mengatakan, saat ini dia hanya menghabiskan persediaan yang ada.
H. Wiwin, pengusaha terasi lain di kawasan itu juga mengaku kekurangan bahan baku terasi. "Sejak sebulan terakhir kami kesulitan memperolah bahan baku dari nelayan," katanya.
Dia mengaku akibat dari kurangnya bahan baku terasi, terpaksa tidak memproduksi lagi sehingga tenaga kerjanya yang berjumlah lima orang diistirahatkan sementara.
Menurut Wiwin, kurangnya bahan baku itu disebabkan karena laut Jawa telah banyak tercemar oleh limbah-limbah industri sehingga ikan-ikan kecil dan rebon yang sebagian besar hidup di pinggir pantai, tidak dapat hidup.
"Ikan-ikan kecil mati semua sehingga nelayan tidak lagi menangkap ikan kecil dan beralih untuk menangkap ikan besar," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006