Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan tradisi Hajatan Pulang Babang harus dilestarikan karena merupakan kekayaan warisan budaya masyarakat Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

“Hajatan Pulang Babang ini inisiatif warga yang kebetulan ketemu dengan agenda kita yaitu Program Olahrasa,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu.

Hajatan Pulang Babang suatu perayaan dilakukan warga Kepulauan Seribu setiap tahun dalam rangka menyambut para nelayan kembali setelah melaut.

Hajatan yang merupakan pesta rakyat ini telah diselenggarakan dua kali, yaitu pertama pada 2013, sedangkan kedua pada tahun ini.

Dalam perayaannya yang kedua tersebut bertepatan dengan Program Olahrasa diselenggarakan Kemendikbudristek bagi masyarakat di Pulau Pramuka.

Program Olahrasa upaya memberikan ruang kepada potensi budaya lokal untuk memberikan inovasi dan solusi atas permasalahan yang terjadi dalam rangka menciptakan ketahanan budaya.

Program Olahrasa Kemendikbudristek sudah berlangsung sejak Mei 2023 dengan hasil dari berbagai kegiatan ini ditampilkan pada Hajatan Pulang Babang.

Hilmar mengatakan berbagai kegiatan dalam Program Olahrasa disesuaikan dengan kebudayaan masyarakat Pulau Pramuka yang sadar lingkungan dan pelestarian warisan kesenian.

“Kita bantu untuk memperkuat yang sudah ada karena saya lihat inisiatifnya sudah bagus sekali. Ada macam-macam terkait lingkungan,” ujar dia.

Baca juga: Kemendikbud tingkatkan kualitas SDM Pulau Pramuka lewat Olahrasa

Koordinator Tim Penggerak Mahariah mengatakan masyarakat Pulau Pramuka bersemangat mengikuti setiap kegiatan Olahrasa dalam rangka menghasilkan karya yang dapat ditampilkan dalam hajatan.

“Dalam konteks Olahrasa kita ingin mengumpulkan pengetahuan masyarakat terkait dengan keterampilan mereka dalam mengelola alam, merespons persoalan sampah, merespons persoalan identitas,” katanya.

Beberapa hasil Program Olahrasa yang ditampilkan dalam Hajatan Pulang Babang, di antaranya lokakarya berupa ecobrick, ecoprint, olah jelantah, recycle residu karbon, dan recycle kertas bekas.

Selain itu, lokakarya pameran foto yang menampilkan mulai adanya kesadaran mas tataran untuk memetakan tata letak sejarah yang memiliki nilai untuk masyarakat lokal.

Pesta rakyat ini menghadirkan beragam kegiatan lainnya, seperti arak-arakan budaya, bazar kuliner tradisi, pementasan beragam tarian dan teater serta edu trip sejarah ke tiga pulau yaitu Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Karya.

Baca juga: Puncak PKN 2023 diselenggarakan di 40 titik di Jakarta
Baca juga: Kemendikbudristek optimistis pengembangan seni tradisi kian mendunia
Baca juga: Hilmar Farid: Data warisan budaya buka jalan kerja sama dengan ASEAN

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023