Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan peran para pemuda Buddhis sangat penting dalam mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
"Bonus demografi yang menjadi modal utama Indonesia Emas tidak boleh disia-siakan dan berlalu begitu saja," ujar Saiful Rahmat dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Pernyataan Saiful tersebut disampaikan saat Forum Group Discussion “Muda berkarya“ Pemuda Buddhis Indonesia bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda.
Melalui semangat peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Wamenag mendorong para pemuda untuk menyiapkan dengan matang peluang besar di Indonesia Emas tersebut. Sebab waktu yang tersisa sekitar dua dasawarsa bukanlah masa yang panjang.
Menurut Wamenag, prinsip-prinsip kuat dan positif yang dianut umat Buddha seperti kegigihan, kejujuran, serta tak mudah menyerah menjadi modal besar bangsa dalam membangun peradaban yang lebih maju.
Di sisi lain, kata dia, bangsa ini juga memiliki potensi bonus demografi yang juga perlu dikelola dengan baik. Di sinilah, menurutnya, peran pemuda sangatlah strategis untuk memahami akan potensi sekaligus saling bersinergi.
"Indonesia harus mempersiapkan semua itu dengan sebaik-baiknya dari sekarang, terutama mempersiapkan SDM generasi muda. Karena itu peran pemuda Buddhis sangat berarti dalam menyongsong Indonesia Emas," kata dia.
Wamenag juga menilai pemuda Buddhis memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyukseskan Pemilu agar bisa terlaksana dengan aman jujur dan adil.
Baca juga: Wamenag minta peserta PKN II terus sebarkan nilai moderasi beragama
Menurutnya, pemuda harus memiliki kesadaran tinggi bahwa Pemilu bukanlah agenda bangsa yang membahayakan sehingga bisa merenggangkan atau memisahkan ikatan persatuan. Menurutnya, Pemilu adalah pesta dan proses demokrasi yang berulang.
"Jangan sampai Pemilu membuat kita tercerai berai dan masyarakat terbelah. Cukup berbeda pada pilihan kita saja, setelah itu akan terbentuk pemerintah yang baru dan kemudian kita bisa menyatu," katanya.
Dirjen Bimas Buddha Supriyadi mengatakan FGD ini digelar untuk memberikan ruang dan semangat baru bagi pemuda dalam menghadapi Indonesia Emas.
Supriyadi optimistis Indonesia akan bisa terwujud karena dalam sejarahnya para pemuda terbukti aktif dalam kontribusinya terhadap kemajuan bangsa.
"Ada 300 pemuda yang kita undang dalam acara ini, namun faktanya lebih dari itu yang hadir. Mereka berasal dari berbagai unsur organisasi pemuda dan beragam aliran," katanya.
Baca juga: Wamenag: Kontribusi institusi agama pecahkan masalah iklim relevan
Baca juga: Wamenag minta peserta KKN UIN perkuat moderasi beragama di masyarakat
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023