"Perkembangan industri telekomunikasi seluler global tidak hanya terbatas perangkat dan infratstruktur tapi juga komputasi awan (cloud computing), sistem operasi terbuka, layanan konten digital, dan konvergensi digital," kata Tifatul dalam Indonesia Cellular Show 2013 di Jakarta, Rabu.
Dia mencatat kontribusi sektor telekomunikasi dan transportasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 mencapai 10 persen dan pada 2011 mencapai 11,7 persen.
"Saya berharap paling tidak angkanya (kontribusi sektor telekomunikasi dan transportasi) stabil mengingat dampak krisis ekonomi di AS dan Eropa. Semua pihak harus terlibat dan bukan hanya pemerintah," kata Tifatul.
Pertumbuhan pengguna perangkat telekomunikasi seluler di Indonesia dalam lima tahun terakhir, lanjut Tifatul, juga mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar minyak (BBM), penurunan penggunaan alat transportasi, dan penurunan polusi udara.
Namun, Tifatul mengatakan peningkatan industri telekomunikasi seluler melalui perangkat-perangkat ponsel pintar dan tablet juga mengimbas peningkatan jalur transportasi menjelang Ramadan.
"Efek dari kelancaran berkomunikasi (melalui perangkat seluler) yaitu jalan menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ketapang macet karena masyarakat membutuhkan tambahan infrastruktur jalan," kata Tifatul.
Oleh karena itu, dia mengharapkan perencanaan pembangunan sektor telekomunikasi terintegrasi dengan sektor lain.
Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Indonesia Alex Sinaga mengatakan penetrasi layanan telekomunikasi di Indonesia mencapai 20 persen per tahun dengan jumlah konsumen lebih dari 290 juta orang pada akhir 2012.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013