Palembang (ANTARA News) - Replika kerangka manusia purba atau pra sejarah yang ditemukan tim arkeolog nasional di Gua Harimau, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada awal 2013 dipamerkan di Museum Si Pahit Lidah, Baturaja.
"Sekarang ini telah dicetak replika beberapa kerangka manusia purba yang bisa dilihat masyarakat umum di Museum Si Pahit Lidah yang terletak di kawasan objek wisata Gua Putri, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Baturaja," kata Kepala Dinas Pariwisata Ogan Komering Ulu (OKU), Aufa Sarkomi, kepada ANTARA di Palembang, Rabu.
Selain kerangka manusia purba, pihaknya juga akan memamerkan semua benda peninggalan sejarah yang berhasil ditemukan dalam Gua Harimau tersebut, sehingga bisa menambah daya tarik masyarakat setempat dan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata di daerah penghasil semen baturaja ini, katanya.
Dijelaskannya, tim arkeolog nasional yang diketuai Profesor Truman, sejak awal 2013 hingga kini telah beberapa kali melakukan penggalian Gua Harimau untuk menemukan kerangka manusia dan benda-benda sejarah yang terkubur di dalam gua tersebut.
Jika dilihat dari teksturnya, benda-benda dan kerangka manusia yang ditemukan di Gua Harimau itu berdasarkan penjelasan para arkeolog di gua tersebut tempat tinggal manusia ras neo mongoloid dan ras australoid serta sebagai kuburan massal pada 3.000 hingga 6.000 tahun silam.
Selama proses penggalian, telah ditemukan 76 kerangka manusia pra sejarah ras neo mongoloid dan australoid.
Selain itu, dalam kegiatan penggalian yang dilakukan oleh tim arkeolog nasional dengan kedalaman sekitar tiga meter juga ditemukan sejumlah lukisan gua, kapak perunggu, keramik, tembikar, dan sejumlah benda kubur lainnya.
Kegiatan penggalian akan dilanjutkan, karena diperkirakan masih ada ratusan kerangka manusia pra sejarah ras neo mongoloid dan australoid tertimbun di dalamnya bersama benda bersejarah lainnya.
Melihat banyaknya kerangka manusia dan benda-benda pra sejarah yang ditemukan di kawasan itu, Gua Harimau akan dijadikan sebagai situs bersejarah dan objek wisata sejarah, kata dia pula.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013