Kita jangan terus iya iya saja, sebenarnya tidak tidak saja. Jadi, saya harus pelajari dulu
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan, pihak Kementerian BUMN masih mempelajari mengenai untung-rugi rencana divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk.
"Kita jangan terus iya iya saja, sebenarnya tidak tidak saja. Jadi, saya harus pelajari dulu," kata Erick saat dijumpai wartawan usai menghadiri acara Asia Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu.
Akan tetapi, menurut Erick, keputusan divestasi saham juga harus dipertimbangkan secara matang agar Indonesia mendapat keuntungan secara penuh.
"Jangan sampai yang di-divestasi 'pinggir-pinggir', tapi 'tengahnya' tetap dikontrol terus tidak ada efisiensi me-mining ke depan," ujar Erick.
Oleh sebab itu, jangan sampai rencana divestasi perusahaan tambang Vale tersebut dilakukan dengan setengah hati.
Masa operasi dan kontrak Vale Indonesia diketahui akan berakhir pada 28 Desember 2025. Divestasi Vale dilakukan pemerintah Indonesia demi kepentingan nasional. Hal ini seiring dengan rencana hilirisasi dan industrialisasi yang dilakukan pemerintah.
Baca juga: Erick Thohir harapkan divestasi saham Vale Indonesia segera rampung
Baca juga: Menteri ESDM ungkap divestasi saham Vale diputuskan bulan ini
Saat ini, Vale Canada Ltd (VCL) memegang saham terbesar Vale Indonesia. Sisanya, kepemilikan Vale dipegang oleh MIND ID, Sumitomo Metal Mining (SMM), dan publik. Pemerintah Indonesia ingin menambah kepemilikan saham di Vale agar menjadi pemegang saham mayoritas.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023