Laporan berita tersebut, mengutip informasi dari The Outlaw Ocean Project, berspekulasi bahwa mempekerjakan pekerja Uighur sama dengan kerja paksa tanpa dasar faktual serta menghasut perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, untuk memboikot makanan laut dari pabrik pengolahan produk akuatik China terkait, demikian menurut aliansi itu.
Penyebaran berita secara berkelanjutan tersebut mengakibatkan beberapa pembeli menghentikan pengiriman dari sejumlah pabrik pengolahan China.
Hal ini tidak hanya secara langsung membahayakan operasi normal pabrik pengolahan China, memengaruhi kepentingan para mitra, tetapi juga sangat mengganggu rantai pasokan makanan laut global, ungkap pernyataan itu.
Industri pengolahan produk akuatik China memantau dengan cermat situasi ini dan melakukan penyelidikan cepat terhadap perusahaan-perusahaan China yang disebutkan, dan tidak menemukan bukti adanya kerja paksa, lanjut pernyataan tersebut.
Para pekerja dari semua kelompok etnis bekerja dalam kondisi yang sama, serta menikmati hak yang sama dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, tambah pernyataan tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang dituding secara keliru tersebut marah dan tercengang dengan tuduhan "kerja paksa".
Tidak ada yang namanya "kerja paksa" di sini, ujar seorang manajer sebuah perusahaan produk akuatik yang berbasis di Provinsi Shandong, China timur.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023