Dalam orasi kebangsaan saat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta, Jumat, Muhaimin mengatakan pemimpin dengan pengalaman gagasan hingga pergulatan hidup akan mampu memimpin Indonesia sebagai negeri yang besar, luas, dan kaya.
"Saya termasuk orang yang paling yakin bahwa pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang pernah menderita," kata Muhaimin di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Din Syamsuddin dukung PKS usung Anies-Muhaimin
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan dirinya cocok berduet dengan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan.
Dia mengaku pernah bertanya kepada Anies apakah mantan gubernur DKI Jakarta itu pernah menderita selama hidup.
"Kata Mas Anies Saya pernah hidup mbah-nya menderita. Menderita, di atas menderita, di atas menderita, dan sangat menderita, itu namanya mbah-nya menderita," kata Muhaimin.
Muhaimin menceritakan momen terberat dalam hidup Anies adalah ketika ia berkuliah ke Amerika Serikat.
Baca juga: Muhaimin tanggapi dukungan Barikade Gus Dur ke Ganjar-Mahfud
Saat itu, lanjutnya, Anies bekerja sampingan di laboratorium karena beasiswa yang dia terima tidak cukup untuk membiayai pendidikannya selama di Negeri Paman Sam itu.
"Dia harus membiayai kuliahnya dengan bekerja di laboratorium, memberi makan ulat bahan lab itu. Sehari 1.500 ulat, satu per satu dan kalau boleh nangis, ini penderitaan yang paling berat yang dia rasakan," kata Muhaimin.
Dalam orasi kebangsaannya, dia gembira berkesempatan berbagi gagasan, cita-cita, dan tugas untuk menata masa depan dengan para aktivis muda.
Muhaimin juga menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh dibiarkan berjalan tanpa arah yang jelas.
"Negeri ini tidak boleh kita biarkan berjalan tanpa arah yang jelas dan satu-satunya yang berhak sekaligus bisa dipercaya memimpin negeri ini adalah para aktivis-aktivis kayak saudara-saudara sekalian ini," ujarnya.
Baca juga: Muhaimin sebut dana abadi pesantren sudah diperjuangkan sejak 2021
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023