Keterangan tertulis panitia menyebutkan, Untuk tahun 2013, tim Panditra Nusantara dari Prasetiya Mulya Business School meraih juara pertama kompetisi melalui ide bisnis pembuatan pupuk organik.
Runner-up dimenangkan oleh TeesLab dengan pembuatan T-Shirt secara online yang sangat user-friendly. Sementara itu, Laserbeam dengan ide bisnis video mapping menduduki peringkat ketiga dan Amengan melalui ide bisnis papan permainan Huru-Hara berada di peringkat empat pada final kompetisi ini.
Tiap tahunnya, kompetisi rencana bisnis EntrepreneurStar diadakan untuk membantu mahasiswa S1 yang memiliki minat terhadap dunia usaha dalam mengembangkan dan menjalankan ide bisnis mereka.
"Mereka akan dibekali ilmu bisnis tentang how to get your business right. Selain itu, peserta juga dibimbing oleh para mahasiswa S2 kami dari program Entrepreneurship MBA, untuk bersama-sama mengembangkan ide bisnis tersebut," ujar Gita Fajar P Mega yang merupakan Ketua Panitia EntrepreneurStar 2013.
Pada akhir rangkaian kompetisi ini, 4 finalis terbaik melangkah ke babak final dan mendapatkan feedback langsung dari kalangan entrepreneur muda yang duduk sebagai dewan juri.
"Dari segi teamwork dan calculation, Panditra Nusantara unggul dibanding tim lainnya. Dan juga bisnis ini memiliki nilai sosial yang sangat tinggi," kata Ketua Dewan Juri, Ben Wirawan yang merupakan Co-founder dan Direktur dari Mahanagari clothing business.
Dalam kesempatan itu, Ben didampingi oleh dua juri lainnya yakni Violison Martheo yang merupakan pemilik perusahaan nasional di bidang furnishing kantor (Wintec), serta Benjamin Koelmann yang merupakan Managing Director dari Lazada yang merupakan pusat belanja online di Indonesia.
Panditra Nusantara yang mengusung konsep green business dinilai memiliki keunikan tersendiri. Tidak hanya bertujuan untuk meraih keuntungan (Good Profit), namun mereka juga mengedepankan Green Planet dan Great People yang dikemas dalam 3G Social Values mereka.
"Ide ini berawal dari school project dimana kami harus tinggal di Desa Babakansari dan Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat selama satu bulan. Ide itu muncul ketika kami melihat banyak sekali sampah yang bertebaran dan sampah ini sebenarnya bisa diolah menjadi pupuk organik untuk kesuburan lahan pertanian mereka," lanjut mahasiswi Presetiya Mulya semester 6, Ardelia Safira. (*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013