Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda menyangkal adanya intervensi asing, khususnya Amerika Serikat (AS), dalam keputusan penundaan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). "Tidak ada pengaruh AS sama sekali karena ini murni keputusan Indonesia karena konteks kunjungan adalah untuk hubungan bilateral," kata Menlu di Gedung Deplu Jakarta, Jumat, usai menjamu Menlu Ekuador Francisco Carrion Mena. Kemarin, Presiden Yudhoyono memutuskan untuk menunda kunjungan kenegaraan ke Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) yang direncanakan 17-22 Juli terkait dengan meningkatnya ketegangan di kawasan semenanjung Korea akibat uji coba rudal yang dilakukan Korut. "Dasar dari kunjungan ini kan bilateral jadi pertimbangan utamanya untuk menundanya adalah berdasarkan pertimbangan pribadi. Semata-mata karena ketegangan yang terjadi beberapa waktu terakhir dan tidak ada tanda-tanda pembicaraan six party (enam pihak). Jadi kita lihat akan lebih produktif untuk mencari waktu lain ketika situasi telah kondusif," katanya. Indonesia, kata Menlu, telah menyampaikan penundaan tersebut ke Korea Utara dan Korea Selatan melalui perwakilan mereka masing-masing. "Jadi tidak ada negara lain yang dapat memaksa Indonesia untuk berkunjung atau tidak berkunjung ke Korea Utara dan Korea Selatan," katanya. Saat ditanya komentarnya mengapa Presiden membatalkan kunjungan ke Korea Selatan juga, Menlu mengatakan bahwa kunjungan Indonesia ke Korea Utara sedikit banyak juga ada elemen untuk kepentingan Korea Selatan. "Pendekatan Indonesia dengan Korea Utara juga dalam upaya untuk mendorong dialog dan rekonsiliasi antara dua Korea selain penyelesaian damai untuk kasus nuklir," katanya. Sementara itu pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan menilai keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunda kunjungannya ke Semenanjung Korea menunjukan bahwa Indonesia memang berada di bawah tekanan pihak-pihak tertentu. Menurut dia, ada baiknya jika kunjungan tersebut tetap dilakukan agar Indonesia dapat memperlihatkan pada dunia bahwa Indonesia bersikap netral, tidak pro ke salah satu pihak. "Yang paling baik adalah Indonesia dapat menjembatani karena tidak semua negara bisa masuk ke Korea Utara," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006