Jember (ANTARA News) - Musibah kecelakaan kereta api Tawang Alun, Jumat (14/7) jurusan Banyuwangi-Surabaya di Dusun Gadungan, Desa Klatakan, Kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur, diduga karena kondisi rel yang jelek (tua). Meski tidak dilaporkan adanya korban jiwa, akibat musibah ini enam orang harus dirawat di dua Puskesmas, yakni Tanggul dan Puskesmas Klatakan, demikian ANTARA News, melaporkan dari Jember. Sukardi, warga Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, salah seorang korban penumpang KA Tawang Alun mengalami luka berat, patah tulang belakang, kini dirawat intensif di Puskesmas Tanggul. Lisa, penumpang lain yang selamat mengungkapkan, sesaat sebelum kereta anjlok dan terguling, sempat terdengar suara bergemuruh yang disertai dengan hentakan gerbong kereta sebanyak tiga kali. "Saya hanya mendengar kereta bergemuruh saja," katanya. Menurut dia, setelah ada gemuruh dilanjutkan dengan para penumpang yang mengetahui kalau KA dalam kondisi sudah keluar dari rel. Sementara itu, dari pantauan ANTARA News, kecelakaan itu mengakibatkan seluruh rangkaian kereta yang terdiri dari empat gerbong penumpang dan satu lokomotif terlempar dari jalur rel. Akibat musibah tersebut, jalur kereta api yang menghubungkan Jember-Surabaya hingga saat ini lumpuh, sedang untuk KA penumpang dialihkan dengan cara imbal penumpang. Sedang kondisi rel kini juga rusak berat, patah di beberapa titik. Hingga saat ini, sebab-sebab terjadinya kecelakaan itu, masih diselidiki oleh pihak PT KAI DAOP IX Jember. Namun dugaan sementara, musibah itu terjadi akibat kondisi rel yang sudah lapuk dan tidak layak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006