RUU ini dirancang kaum konservatif yang didominasi partai penguasa pimpinan Presiden Vladimir Putin.
Demonstran pro-gay kalah jumlah dari sekitar 200 aktivis anti-gay yang mengepung mereka seraya meneriakkan yel-yel "Rusia bukan Sodom", dan menyenandungkan doa-doa Kristen Ortodoks dan menyilangkan tanda salib. Mereka melemparkan telur besuk ke arah para demonstran gay.
Kemudian terjadi baku hantam yang memaksa polisi menahan para demonstran gay dan menyeretnya ke halte bus.
Jurnalis dan kritikus Putin, Masha Gessen, mengatakan bahwa dia termasuk dari 24 orang yang dibawa ke pos polisi, sedangkan polisi Moskow mengatakan sekitar 20 orang telah ditahan.
Parlemen Rusia, Duma, dipekirakan akan meloloskan RUU itu kendati Barat keras mengkritiknya.
RUU ini berisi larangan penyebaran propaganda hubungan seksual non tradisional di kalangan minoritas homoseksual dan menerapkan hukuman berat kepada para pelanggarnya.
"Hubungan seksual tradisional adalah hubungan antara seorang pria dengan seorang wanita, yang adalah satu syarat bagi lestari dan berkembangnya rakyat Rusia yang multietnik," kata anggota parlemen Yelena Mizulina.
"Hubungan inilah yang tepatnya memerlukan perlindungan khusus dari negara," kata dia seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013