Tidak ada transisi tanpa transmisi. Rencana yang dibuat oleh PLN sejalan dengan cita-cita bersama ASEAN Power Grid ....
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menekankan pentingnya pengembangan sistem transmisi listrik hijau antarnegara Asia Tenggara melalui pembangunan ASEAN Power Grid.
Hal itu dilakukan untuk bersama-sama mewujudkan transisi energi dan mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.
"Tidak ada transisi tanpa transmisi. Rencana yang dibuat oleh PLN sejalan dengan cita-cita bersama ASEAN Power Grid yang telah disepakati pada KTT ASEAN silam di Jakarta. Dengan semangat juang kolaborasi bersama, kita bisa mempercepat tercapainya target pengurangan emisi," ucap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: PLN menghadirkan layanan isi daya kendaraan listrik di rumah
Sebelumnya, Darmawan hadir sebagai panelis dalam Singapore International Energy Week (SIEW) 2023 yang digelar pada 20-24 Oktober.
Ia menyampaikan selama tiga tahun ini, PLN telah melakukan transformasi perusahaan demi menyambut datangnya era energi bersih. Upaya paralel terus dilakukan PLN demi meningkatkan porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) hingga mencapai target 75 persen dalam sistem PLN pada 2040.
Untuk bisa mencapai hal tersebut, PLN memahami pentingnya sistem jaringan transmisi yang kokoh. Jalur transmisi yang ramah lingkungan tersebut dibesut oleh PLN lewat green super grid. Hal itu juga sejalan dengan langkah ASEAN yang ingin memperkuat sistem jaringan interkoneksi antarnegara.
Lewat jaringan transmisi yang kokoh, Indonesia akan bisa menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis air dan panas bumi hingga 32 gigawatt (GW). Pengembangan smart grid dan flexible generation juga bisa mendorong peningkatan kapasitas pembangkit surya dan angin yang semula 5 GW menjadi 28 GW
PLN menyebut langkah agresif Indonesia tersebut dianggap bisa mengakselerasi transisi energi di kawasan. Melalui ASEAN Power Grid, maka negara-negara di ASEAN juga bisa mempercepat distribusi energi bersih dan memaksimalkan akses listrik yang andal bagi seluruh masyarakat.
Menurut Darmawan, percepatan proyek energi lintas negara seperti ASEAN Power Grid juga membutuhkan kombinasi kemauan politik, harmonisasi peraturan, dukungan keuangan, keahlian teknis, dan keterlibatan pemangku kepentingan yang efektif.
"ASEAN Power Grid bukan hanya soal listrik. Namun hal ini mencerminkan kekuatan baru ASEAN. Menjadikan ASEAN yang bersatu demi kemakmuran bagi kawasan Asia Tenggara," kata Darmawan.
Baca juga: NETA-PT PLN siapkan ragam fasilitas pengisian kendaraan listrik
Darmawan juga memastikan PLN membuka ruang seluas-luasnya kerja sama investasi dalam mewujudkan ASEAN Power Grid. PLN membuka kolaborasi kebijakan, teknologi, inovasi bahkan pendanaan yang mengedepankan prinsip fairness sehingga program transisi energi bukan hanya mencapai masa depan yang lebih baik tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
"Kami yakin upaya bersama ini juga tidak lepas dari potensi ekonomi yang mampu mendorong seluruh perekonomian negara ASEAN. Untuk itu, kami percaya bahwa iklim investasi yang baik dan menarik menjadi penting. Kami mengedepankan aspek keberlanjutan, potensi risiko yang tertangani dengan baik dan pengembalian investasi yang menjanjikan," ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh negara kawasan untuk bisa mempercepat target transisi energi. Kolaborasi dan kerja sama investasi yang konkret jadi langkah strategis untuk bisa memperkuat kemitraan kawasan Asia Tenggara dan menjawab tantangan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
"Forum Internasional yang dihelat saat ini menjadi wadah yang sangat baik untuk bisa membahas upaya bersama kita dalam mencapai target nol emisi di masa depan. Asia Tenggara mempunyai kekuatan yang besar dalam dinamika global. Kolaborasi bersama ini menjadi pengaruh penting dalam kancah global," kata Darmawan.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023