Berlin (ANTARA) - Seorang pakar Timur Tengah asal Jerman, Christian-Peter Hanelt, mengatakan bahwa solusi dua negara masih mungkin dijalankan meskipun pertempuran sedang berlangsung antara Israel dan Palestina di Gaza.
Menurut Hanelt, baik Uni Eropa maupun Amerika Serikat berkomitmen pada fakta bahwa solusi dua negara tetap merupakan jalan yang tepat menuju perdamaian abadi.
“Artinya semua pihak sadar bahwa di tengah semua kesedihan ini, kita harus mempersiapkan diri setelah perang untuk mencari solusi konflik. Ini adalah kesempatan yang mungkin tidak boleh Anda lewatkan, meski sangat sulit,” kata Hanelt dalam konferensi pers, Rabu (25/10).
Dia menunjukkan bahwa masih ada mantan politikus Palestina dan Israel serta intelektual yang belum menyerah pada gagasan solusi dua negara.
Hanelt menjelaskan bahwa solusi damai tidak dapat diterapkan pada kedua belah pihak.
“Kedua bangsa ini dikutuk untuk hidup bersama dan harus ada solusinya. Kita tidak bisa memaksakan solusi ini pada mereka. Kepercayaan (antara kedua belah pihak) tentu saja berada pada titik yang sangat rendah. Ini sangat tragis,” ujar dia.
Pakar dari Bertelsmann Foundation itu menguraikan pertanyaan-pertanyaan inti untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah.
“Untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, kita harus menyelesaikan lima permasalahan mendasar: perbatasan, permukiman, distribusi air, masalah pengungsi, dan status Yerusalem. Dan ada rencana bagaimana menyelesaikan masalah ini,” kata Hanelt.
Sumber: Anadolu
Baca juga: EU tingkatkan upaya wujudkan solusi dua negara Palestina-Israel
Baca juga: Presiden Xi tekankan solusi dua negara akhiri konflik Palestina-Israel
Baca juga: PBB terus advokasi solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023