Kami sudah mendirikan dua anak usaha di bawah Telin Hong Kong, yakni Telkom Taiwan dan Telkom Macau,"
Jakarta (ANTARA News) - Setelah sukses menggarap pasar Hong Kong, PT Telekomunikasi Indonesia International Hongkong (Telin Hong Kong) siap melakukan ekspansi layanan ke Taiwan dan Macau dengan membentuk dua anak usaha di negeri itu.
"Kami sudah mendirikan dua anak usaha di bawah Telin Hong Kong, yakni Telkom Taiwan dan Telkom Macau," kata CEO Telin Hong Kong, Dian Rachmawan, ketika dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Dian, untuk ekspansi Taiwan dan Macau pihaknya menyiapkan investasi sebesar 3,5 juta dolar AS dalam dua tahun ke depan.
Telin Hong Kong merupakan anak usaha dari Telin Internasional Indonesia (Telin) yang menginduk kepada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Dengan demikian Telkom Taiwan dan Telkom Macau menjadi cicit usaha PT Telkom Tbk.
Selain Telin Hong Kong, Telin juga memiliki anak usaha lain, di sejumlah negara seperti Telin Singapore, Telin Timor Leste, dan Telkom Australia.
Untuk masuk ke Taiwan, ujar Dian, pihaknya sedang bernegosiasi dengan dua operator telekomunikasi setempat yaitu Fareastone Telecommunications, dan Taiwan Mobile. Sementara di Macau, akan bekerjasama dengan Companhia de Telecomunicaes de Macau (CTM) yang ketiga-tiganya merupakan operator berbasis GSM.
"Negosiasi bisnis diharapkan rampung pada akhir Juni 2013, sehingga bisa mengajukan lisensi full mobile virtual network operator (MVNO) ke regulator setempat," ujar Dian.
Menurutnya, perbedaan signifikan antara strategi MVNO dengan co-branding, yaitu MVNO mendapatkan kebebasan penuh menjalankan strategi pemasaran karena memiliki intelligent network (IN), billing prepaid, value added services (VAS), dan SMS Center sendiri.
"Syarat memperoleh lisensi MVNO jika sudah memiliki kerja sama bisnis (b to b). Syaratnya harus sudah punya kontrak," ujarnya.
Sedangkan co-branding, semua aktivitas pemasaran tergantung kepada mitra. Jika UCL (unified communication license) untuk MVNO seperti di Hong Kong, maka memiliki kebebasan sendiri karena sudah membeli secara gelondongan sehingga tinggal mencari margin lewat ritel.
Menurut catatan, pada tahun 2013 Telkom melalui Telin siap ekspansi ke sejumlah negara seperti Timor Leste, Malaysia, Australia, Hong Kong, Singapura, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Myanmar.
Namun di Myanmar gagal mendapatkan lisensi seluler, sedangkan di Arab Saudi urung mengikuti tender MVNO. Dengan begitu praktis ekspansi Telin baru teralisasi di Timor Leste dan Hong Kong.
Di Hong Kong sendiri, Telin Hong Kong menjalankan tiga bisnis yakni sebagai wholesale International Direct Dialling (IDD), penyewaan kapasitas kabel laut, dan menjalankan MVNO dengan operator CSL dari Hong Kong untuk kartu As 2 in 1.
Dalam menggelar layanan kartu As 2 in 1, Telin Hong Kong bekerja sama dengan Telkomsel, anak usaha seluler Telkom. Kartu seluler ini menyediakan dua nomor, nomor lokal di Hong Kong, dan nomor Telkomsel yang mudah dihubungi dari Indonesia.
Kerja sama ini menguntungkan kedua pihak, di satu sisi Telin Hong Kong mendapatkan porsi penjualan IDD ke Indonesia dengan trafik 75 persen outgoing. Sementara Telkomsel mendapatkan trafik 10 juta menit suara dari panggilan lokal ke nomor kartu As 2 in 1 tersebut.
Saat ini pelanggan Telin Hong Kong mencapai 50.000, dari sekitar 170.000 warga Indonesia di negara tersebut.
Pada akhir tahun 2012 Telin Hong Kong membukukan pendapatan sebesar 20 juta dolar AS, dan diproyeksikan melonjak sebesar 25 persen pada tahun 2013.
"Sumbangan dari produk MVNO mencapai 35 persen bagi total pendapatan. Telin Hong Kong sendiri berkontribusi 10 persen bagi total omzet Telin," katanya.(*)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013