Jokowi akan diperhitungkan partai karena menang di Pilkada Jakarta karena itu gambaran politik partai yang ditampilkan."
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Indonesia Iberamsjah memperkirakan Megawati Soekarnoputri akan memperhitungkan secara matang untuk memajukan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden di tahun 2014.
"Jokowi akan diperhitungkan partai karena menang di Pilkada Jakarta karena itu gambaran politik partai yang ditampilkan," kata Iberamsjah kepada Antara di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan meskipun Jokowi menang di Jakarta namun untuk level Indonesia harus diperhitungkan matang karena dalam beberapa pilkada di daerah yang merupakan basis suara partai tetapi calon yang diusung PDI kalah. Iberamsjah mencontohkan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sumatera Utara, Bali, dan Jawa Barat calon yang diusung PDI Perjuangan kalah.
"Tiga daerah itu termasuk basis suara PDI Perjuangan namun calon mereka kalah. Tentu kejadian itu akan jadi pertimbangan bagi Megawati untuk memajukan bakal capres di 2014," ujarnya.
Menurut dia, sosok Jokowi memang menempati peringkat teratas dalam elektabilitasnya namun dalam politik tidak ada perhitungan yang selalu tepat.
Dia menyarankan PDI Perjuangan mensurvei langsung mengenai sosok Jokowi karena tidak semua lembaga survei bisa dipercaya.
"Pertimbangan Megawati adalah bagaimana calon itu bisa menang tentu dengan stategi yang dimilikinya, misalnya dengan kekalahan di pilkada yang merupakan basis partai tersebut," katanya.
Iberamsjah menilai penentuan bakal capres dari PDI Perjuangan akan ditentukan Megawati sebagai figur sentral dan sudah ditentukan dalam peraturan partai sehingga jika keputusan sudah diambil maka urusan itu akan selesai.
Dalam hasil survei beberapa lembaga, nama Jokowi memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi. berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tingkat elektabilitas Capres Joko Widodo adalah 28,6 persen.
Tokoh lain yang disebut, yakni Prabowo Subianto sebanyak 15,6 persen, Aburizal Bakrie 7 persen, Megawati Soekarnoputri 5,4 persen, Jusuf Kalla 3,7 persen, Mahfud MD 2,4 persen, Hatta Rajasa 2,2 persen, dan 28 persen responden belum memiliki pilihan.
Dari segi popularitas, Jokowi paling populer di antara pejabat publik atau pejabat negara lainnya. Popularitas politikus PDI Perjuangan itu sebesar 85,9 persen, mengalahkan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono di angka 78,5 persen.
Pejabat lainnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X 59,5 persen, Dahlan Iskan 42,6 persen, Mahfud MD 39,6 persen, Pramono Edhie Wibowo 20,2 persen, Djoko Suyanto 15,2 persen, dan Gita Wirjawan 8,4 persen.
Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden 1.635 orang yang berada di 31 provinsi pada 9-16 April 2013. Warga Papua dan Papua Barat tidak dilakukan survei lantaran situasi yang tidak kondusif.
Di dalam survei tersebut tingkat kesalahan atau "margin of error" sebesar 2,42 persen. (I028)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013