Denpasar (ANTARA) - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali mengundang para dosen dari perguruan tinggi di Thailand untuk mempelajari budaya Bali dan bahasa Indonesia, sekaligus mengunjungi tempat wisata di Pulau Dewata melalui ajang Bali Cross Cultural Program.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan dalam acara pembukaan Bali Cross Cultural Program (BCCP) di Denpasar, Kamis, berharap melalui kegiatan tersebut dapat mempercepat pencapaian kampus setempat sebagai perguruan tinggi berkualitas dan bertaraf internasional.
"Melalui kegiatan ini, kami mengajak para dosen ataupun mahasiswa asing untuk mempelajari budaya dan kesenian Bali, mempelajari bahasa Indonesia dan sebagainya," ujarnya.
Melalui ajang BCCP, lanjut Dadang, sekaligus searah dengan visi ITB STIKOM Bali untuk menjadi perguruan tinggi unggulan dan berkualitas internasional di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Baca juga: ITB STIKOM Bali-St John's University Taiwan jalin pertukaran mahasiswa
Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali ikuti kuliah sambil magang di Taiwan
Tak hanya menerima dosen maupun mahasiswa asing, kata Dadang, para mahasiswa ITB STIKOM Bali selama ini juga dikirim ke luar negeri untuk mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa.
Di samping kampus setempat memiliki program dual degree (dua gelar) bekerja sama dengan perguruan tinggi ternama di luar negeri.
Sementara itu, Direktur Urusan Internasional ITB STIKOM Bali Yudi Agusta PhD menambahkan, ajang Bali Cross Cultural Program merupakan salah satu agenda rutin yang diperuntukkan bagi dosen ataupun mahasiswa asing.
"Para dosen atau pun mahasiswa asing yang datang dapat merasakan langsung pengalaman dan pembelajaran unik serta mengeksplorasi tradisi dan budaya lokal Bali sesuai dengan pilihan jangka waktunya. Ada yang satu minggu, dua minggu bahkan satu bulan," ujarnya.
BCCP kali ini diikuti oleh 13 orang dosen yang berasal dari Valaya Alongkorn Rajabhat University Thailand. Selama tujuh hari, para peserta akan diajak untuk mempelajari bahasa Indonesia, tarian tradisional, musik tradisional (gamelan), kesenian dan arsitektur Bali.
Peserta juga akan mengunjungi beberapa tempat wisata yang kental arsitektur Balinya hingga situs sejarah Bali, di antaranya Taman Budaya Provinsi Bali, Pura Taman Ayun, Tanah Lot, Ubud sebagai desa budaya, Pura Lempuyang, dan Tirta Gangga.
"Pada program yang sebelumnya, biasanya yang datang belajar budaya Bali hanya dengan melihat-lihat saja. Tetapi yang sekarang ini mereka bisa merasakan pengalaman langsung menggambar, menari, dan megambel (menabuh gamelan) itu seperti apa," kata Yudi.
Tak hanya kali ini, sebelumnya juga telah terjalin kerja sama dengan Valaya Alongkorn Rajabhat University Thailand dalam pertukaran mahasiswa. Bulan depan, kembali mahasiswa ITB STIKOM Bali direncanakan akan berkunjung ke kampus di Negeri Gajah Putih itu.
"Mahasiswa ITB STIKOM Bali kami minta belajar budaya di sana. Dengan demikian, mahasiswa dapat menambah wawasan dan mengetahui budaya di luar negeri," katanya.
Tidak hanya di Thailand, tetapi mahasiswa ITB STIKOM Bali telah dikirimkan ke berbagai negara sehingga para mahasiswa diharapkan dapat berpikiran global, selain juga mengetahui budaya Indonesia.
Baca juga: ITB STIKOM Bali sabet empat penghargaan LLDikti Bali-NTB
Baca juga: BRIN gandeng ITB STIKOM Bali kembangkan penelitian dan inovasi
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023