"Kami tim MER-C di Gaza sedang dalam perjalanan ke tempat distributor obat-obatan untuk diberikan ke Rumah Sakit Indonesia (RSI), amanah dari masyarakat Indonesia," kata seorang relawan MER-C melalui rekaman video yang diunggah pada Rabu di akun Instagram MER-C, @mercindonesia, seperti dikutip di Jakarta, Kamis.
Relawan yang tidak menyebutkan namanya itu mengatakan bahwa bantuan obat-obatan tersebut merupakan amanah dari masyarakat Indonesia untuk diberikan kepada warga Palestina di Gaza yang menjadi korban serangan Israel.
Selama perjalanannya ke distributor obat-obatan, relawan itu bersama satu temannya menyaksikan banyak bangunan rumah dan gedung-gedung yang hancur. Reruntuhan dari bangunan tersebut juga, kata dia, banyak yang menghalangi jalan.
"Jadi, seperti yang teman-teman lihat, banyak rumah dan gedung yang sudah hancur akibat serangan dari militer Israel, dan banyak juga jalan-jalan yang sudah tertutup oleh puing-puing," ujarnya.
Baca juga: MER-C berhasil salurkan bantuan tahap awal di Gaza
Saat tiba di tempat distributor obat-obatan, relawan MER-C tersebut mengaku masih mendengar suara dentuman dan gempuran serangan dari Israel.
Kemudian, setelah sampai di rumah sakit, relawan itu mengatakan tidak bisa membawa semua obat-obatan dan perlengkapan medis yang sudah dipesan karena terdapat sekitar 10 roket yang jatuh tidak jauh dari lokasi distributor obat-obatan.
"Mengingat situasi yang sangat mencekam, sangat tidak memungkinkan untuk kami membawa semua barang-barangnya. Akhirnya, kami memutuskan untuk melanjutkan di lain waktu," kata dia.
Sementara itu, selain membeli obat-obatan dan perlengkapan paramedis, relawan MER-C tersebut juga berupaya menyediakan barang-barang lain yang diminta oleh rumah sakit untuk segera dipenuhi karena sangat dibutuhkan, seperti kapas, gips, dan lain sebagainya.
"Di tengah stok yang makin menipis ini, alhamdulillah kami Tim MER-C masih mendapatkan stok yang masih tersisa di Jalur Gaza," ucapnya.
Sementara itu, relawan tersebut juga meminta doa agar kondisi di Gaza segera membaik dan peperangan segera berakhir.
Baca juga: Hamas sebut pemadaman listrik di RS Indonesia kejahatan kemanusiaan
Pewarta: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023