"Adapun investigasi 1x24 jam termasuk pelacakan kontak erat juga kami lakukan untuk menekan penyebaran kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Pendeteksian dini dilakukan karena hingga Rabu (25/10) sebanyak 13 kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta.
Baca juga: Kemenkes arahkan Dinkes DKI lanjutkan penyelidikan epidemiologi Mpox
Selain itu, Dinas Kesehatan DKI terus menindaklanjuti penemuan kasus suspek atau probable (konfirmasi) "monkeypox" dari fasilitas kesehatan di Jakarta. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait penemuan kasus, pencatatan dan pelaporan kasus.
Hal itu juga dimaksudkan untuk memudahkan pasien dengan kondisi rumah tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: DKI didesak gerak cepat tangani cacar monyet di Jakarta
Dinas Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan instansi lain yang perlu mewaspadai penularan "monkeypox", termasuk yang membidangi urusan kesehatan hewan dan satwa liar di DKI Jakarta.
Koordinasi itu mencakup hal-hal seperti penilaian risiko dan penyebarluasan informasi tentang "monkeypox" kepada masyarakat melalui berbagai media informasi. Pemberian vaksinasi "monkeypox" saat ini juga masih dilakukan kepada kelompok rentan penularan.
Baca juga: Dinkes DKI sebut pasien mpox di Jakarta butuh pemulihan tiga pekan
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah menugaskan Dinas Kesehatan DKI Jakarta membentuk tim penelusuran (tracing) sebagai upaya mengantisipasi penyebaran cacar monyet yang jumlah kasusnya bertambah di Jakarta.
"Saya tugaskan Bu Kadinkes (Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati) bikin tim 'tracing' (penelusuran). Jadi ketika ketemu (kasus baru), salah satunya karena 'tracing'," kata Heru di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (23/10).
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023