Slamet menjelaskan, ASA yang dibentuk pada tahun 2006, bertujuan untuk menjembatani swasta dan pemerintah dalam tukar menukar informasi terkait produksi dan pemasaran udang, menyusun standar produksi udang di antara Negara-negara ASEAN dan juga mengadakan dialog dengan para ahli udang. “Hal yang paling penting untuk dibicarakan dan dihasilkan pada pertemuan kali ini adalah terkait proses penerapan GAP pada budidaya udang di Negara-negara anggota ASEAN. Penerapan GAP yang menyeluruh akan menghasilkan udang yang berkualitas dan pada akhirnya akan mengurangi hambatan perdagangan atau ekspor udang ke Negara tujuan, sehingga akan meningkatkan perekonomian di regional ASEAN”, paparnya.
Ditambahkan, tujuan pertemuan ASA di Indonesia ini sangat relevan dengan kondisi perudangan nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sedang giat membangkitkan kembali kejayaan udang nasional melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), sehingga selain produksi udang meningkat, kualitas udang yang dihasilkan juga sesuai standard. “Ditjen Perikanan Budidaya bekerjasama dengan instansi terkait baik swasta maupun pemerintah, saat ini sedang melakukan harmonisasi CBIB dengan Standard Internasional dan regional, salah satunya dengan ASEAN Shrimp GAP. Selanjutnya hasil harmonisasi ini akan dijadikan pedoman dalam melakukan budidaya udang dan mendukung peningkatan produksi udang yang berkualitas”, pungkas Slamet.
Pertemuan ini diikuti oleh perwakilan Negara-negara anggota ASEAN dan akan berlangsung selama dua hari dari tanggal 10 – 11 Juni 2013.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Ismayanti, DFM, DEA, mewakili Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013