Jakarta (ANTARA) - Penulis buku dan penyanyi Dewi Lestari mengakui bahwa buku bergenre fiksi mudah sekali terkena pembajakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab karena diminati banyak orang.
"Buku, tidak hanya (buku) sastra, semua jenis buku bisa dibajak, namun, genre buku fiksi paling banyak dibajak," ucap wanita yang disapa Dewi "Dee" Lestari dalam peluncuran Festival Pustaka Sastra Tokopedia di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Dee Lestari rangkum fase kesedihan hidup dalam "Berduka"
Dia pun menyadari perkembangan teknologi digital yang membuat semakin sulit mengawasi para pembajak yang semakin lihai dalam meniru buku dan menjualnya secara daring di marketplace.
Upaya penghentian pembajakan menurut Dee tidak bisa hanya dari penulis, tapi, harus dengan kerja sama berbagai pihak untuk memelihara ekosistem perbukuan.
"Kalau menurut saya menghentikan pembajakan tidak bisa satu pihak, tidak bisa penerbit atau penulis jadi harus semua ekosistem yang bergerak karena tidak akan selesai-selesai, memang harus jadi sistem yang diperjuangkan," ucap Dee.
Mantan anggota grup vokal Rida Sita Dewi (RSD) itu pun mengapresiasi berbagai pihak terutama dari toko daring yang menyediakan layanan pengaduan untuk mengatasi pembajakan. Dia menyebut inovasi layanan pengaduan tersebut jadi elemen penting yang juga dapat membantu marketplace dalam mendeteksi buku-buku yang bajakan.
Baca juga: Tips mudah jadi "storyteller" andal dari Dee Lestari
Dia juga kerap membagikan edukasi kepada pembacanya tentang buku bajakan dalam setiap kesempatan seperti saat gelar wicara, penandatanganan buku karyanya maupun melalui sosial media.
Sementara untuk mendeteksi buku palsu di marketplace, pada umumnya buku bajakan dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan buku asli.
Baca juga: Ikapi: Indonesia tidak pernah kekurangan penulis bermutu
Baca juga: Ikapi batalkan keikutsertaan pada Festival Buku Frankfurt
Baca juga: Dee Lestari serukan untuk tak unduh buku bajakan
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023