Amman (ANTARA News) - Pemimpin Irak yang digulingkan balatentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS), Saddam Hussein, dan para mantan anggota pemerintahnya melakukan aksi mogok makan sampai mereka memperoleh persidangan yang adil, kata pengacara utamanya, Khalil Duleimi."Presiden dan sejumlah besar anggota kepemimpinannya memulai mogok makan pada 8 Juli, dan bertekad tidak berhenti sampai kondisi minimum bagi persidangan yang adil dipenuhi," kata Duleimi kepada Kantor Berita Jerman (DPA), Kamis.Ia menyatakan, kondisi-kondisi itu mencakup "penyelidikan netral dan segera atas pembunuhan anggota tim pembela Khamis al-Obeidi dan para pengacara lain" dan menjamin "perlindungan yang memadai" bagi pengacara pembela dan keluarga mereka.Al-Obeidi, mantan orang kedua pada tim pengacara Saddam, diculik dan dibunuh oleh orang-orang bersenjata pada 21 Juni. Duleimi menyalahkan pembunuhan itu pada milisi Syiah dan agen-agen Kementerian Dalam Negeri Irak. Duleimi mengatakan, tim pengacaranya juga meminta waktu sedikitnya 45 hari untuk mempersiapkan pernyataan penutup mereka dalam kasus melawan Saddam dan pembantu-pembantunya."Bola kini berada di pengadilan," kata ketua pengacara Saddam itu, dengan menambahkan bahwa timnya tidak akan bergeming sampai pengadilan memenuhi kondisi minimum yang diperlukan bagi persidangan yang adil.Saddam dan tujuh terdakwa lain disidangkan atas tuduhan membunuh 148 orang Syiah Irak pada 1982, setelah usaha gagal untuk membunuh mantan pemimpin Irak itu di desa Dujail sebelah utara Baghdad.Saddam dan terdakwa-terdakwa lain serta seluruh tim pembelanya memboikot persidangan pekan ini, yang membuat hakim ketua Rauf Abdel Rahman menunda sidang sampai 24 Juli 2006. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006