Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan pemaparan iradiasi gamma dapat memperpanjang masa simpan bahan makanan.

Koordinator Kelompok Riset Radiasi dan Dekontaminasi Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Ashri Mukti Benita di Jakarta, Rabu, mengatakan teknologi iradiasi gamma bisa mengawetkan makanan hingga dua tahun.

"Bisa sampai dua tahun tergantung bahan makanannya, seperti rendang bila diiradiasi pada dosis yang tepat dapat disimpan di suhu ruangan sampai dengan 18 bulan," ujar dia.

Ia menjelaskan mekanisme pengawetan pangan menggunakan teknologi nuklir ini dengan cara memaparkan radiasi gamma dengan dosis tertentu kepada bahan pangan yang hendak diawetkan.

Baca juga: BRIN: Ada 35 varietas unggul padi hasil iradiasi sinar gamma

Untuk menentukan jumlah dosis yang tepat, pihaknya melakukan penelitian terlebih dahulu supaya jumlah radiasi yang dipaparkan kepada bahan pangan tersebut cukup untuk membunuh mikroorganisme serta memperpanjang umur simpan.

Dosis yang diberikan untuk produk pangan umumnya diklasifikasi menjadi dua dosis, yakni sedang dan tinggi.

"Untuk dosis sedang 1-10 kilogray, dan dosis tinggi itu di atas 10 kilogray," katanya.

Selain bisa digunakan untuk pengawetan bahan pangan, kata dia, teknologi ini juga menjadi alternatif sterilisasi makanan yang pada umumnya menggunakan energi panas.

"Sterilisasi dengan panas biasanya menyebabkan overcook karena suhu tinggi, iradiasi gamma ini bisa membunuh mikroorganisme, jamur tanpa merubah rasa atau tekstur makanannya," katanya.

Selain itu, ia menyampaikan makanan yang diawetkan dengan proses ini aman untuk dikonsumsi dan tidak meninggalkan bahan radioaktif pada makanan.

Baca juga: Iradiasi gamma dorong produk Indonesia berdaya saing-kompetitif
Baca juga: BRIN: Sukun bisa jadi alternatif pengganti beras
Baca juga: BRIN: Teknologi AI bisa mengenali dan mendiagnosis berbagai penyakit

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023