Dengan nilai market sebesar itu seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) menyebutkan potensi pasar drone atau pesawat tanpa awak di Indonesia akan mencapai 93 juta dolar AS pada 2028, dari total 48,6 miliar dolar AS potensi pasar drone dunia.

“Dengan nilai market sebesar itu seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut,” kata Wakil Ketua ASTTA Asha Wadya Saelan dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dengan potensinya yang besar, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing dan mendunia lewat keikutsertaan dalam pameran bergengsi skala internasional, yaitu Industrial Transformation Asia-Pacific (ITAP) 2023 di Singapura.

Ajang ini, selain menunjukkan kemampuan teknologi, riset dan pengembangan industri drone di tanah air, juga membuka peluang membangun hubungan kerja sama internasional.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menjelaskan, industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II tahun 2021.

“Pada kuartal II tahun 2023, pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 9,66 persen. Pertumbuhan positif ini disebabkan oleh pengaruh berbagai kebijakan pemerintah yang strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0,” tuturnya.

Taufiek juga mengemukakan, industri drone di Indonesia telah mampu mengembangkan dan memproduksi teknologi tanpa awak yang dapat dimanfaatkan di beragam sektor seperti perkebunan, militer, dan pengawasan.

“Untuk itu, kami akan mempromosikan dan mendukung kemajuan teknologi industri drone dalam negeri melalui ajang pameran dan forum di tingkat nasional maupun internasional yang diharapkan akan memperluas jaringan kerja sama dan perluasan pasar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, menurut Taufiek, industri drone perlu bertransformasi dan terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Oleh karena itu, kerja sama fasilitasi dengan ASTTA dilakukan dalam partisipasi di kegiatan ITAP 2023.

Pameran ITAP 2023 diselenggarakan oleh Constellar bersama mitra Internasional Deutsche Messe yang dilaksanakan pada 18-20 Oktober 2023 di Singapura, dengan mengusung tema besar “Industry 4.0 for Business Sustainability”.

Ajang ini merupakan platform terdepan di Asia Pasifik bagi seluruh pemangku kepentingan yang ingin memulai, meningkatkan, dan mempertahankan penerapan proses dan solusi industri 4.0, dengan fokus pada tiga dimensi utama, yaitu Keberlanjutan, Optimalisasi Efisiensi Manufaktur, dan Ketahanan Rantai Pasokan.

Selain menampilkan produk-produk unggulan berbasis teknologi tinggi dari industri dalam negeri, pada rangkaian kegiatan ITAP 2023 ini terjalin pula kesepakatan kerja sama atau MoU antara PT. Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) dengan Rohde & Schwarz yang berfokus pada kerja sama bisnis dan market segmen Aerospace Defense Technology (ADT), Wireless Industrial Communication (WIC), dan Industrial Component and Research (ICR).

Lewat kesepakatan tersebut, industri drone Indonesia akan bekerja sama dengan perusahaan Jerman khususnya pada integrasi sensor-sensor teknologi Jerman dalam produksi drone Indonesia untuk dipasarkan ke negara-negara Asia.

Penandatanganan kerja sama BETA UAS dengan Rohde & Schwarz diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai Drone Manufacturing Hub di Asia yang terpercaya dan mampu bersaing secara global.


Baca juga: AIS Forum bantu Indonesia kembangkan drone canggih pemantau air laut
Baca juga: BRIN: Aplikasi teknologi tarik minat generasi muda kerja di pertanian

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023