Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), beserta kementerian/lembaga terkait telah melakukan penanaman rehabilitasi hutan mangrove seluas 59 ribu hektare dalam kurun waktu 2015-2023.
"Sebagaimana tugas dan fungsi, kami melakukan rehabilitasi mangrove dari tahun 2015-2023 telah melakukan penanaman rehabilitasi mangrove seluas 59.529 hektare," ujar Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove KLHK Inge Retnowati di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dalam melalukan restorasi hutan bakau pihaknya menggunakan empat pola penanaman, antara lain yakni pola intensif yang menanam 3.300-10.000 batang mangrove per hektare, pola rumpun berjarak 5.000-10.000 batang per hektare, silvofishery 800 batang per hektare, serta pengayaan 1.000-3.000 batang per hektare.
Lebih lanjut ia menyampaikan, rehabilitasi pohon bakau memerlukan kolaborasi bersama antar semua pihak.
"Keberhasilan rehabilitasi mangrove tidak terlepas dari peran serta semua pihak termasuk kementerian/lembaga lainnya, pemda, dan perusahaan swasta," katanya.
Baca juga: KLHK: Indonesia punya 3,39 juta hektare mangrove
Adapun Inge menyampaikan berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN) tahun 2022, luas potensi mangrove di Indonesia mencapai 793 ribu hektare, dengan rincian areal terabrasi 4.181 hektare, lahan terbuka 61.250 hektare, mangrove terabrasi 10.948 hektare, tambak 667 ribu hektare, serta tanah timbul 50 ribu hektare.
Sedangkan provinsi dengan potensi mangrove terluas yakni ada di Kalimantan Utara yang memiliki potensi 136.195 hektare, diikuti Sulawesi Selatan 124.416 hektare , dan Kalimantan Timur 119.549.
Adapun merujuk PNM 2022, luas hutan bakau Indonesia mencapai 3,39 juta hektare yang bila dibandingkan dengan skala global, Indonesia menyumbang 21 persen dari akumulasi total mangrove dunia.
Baca juga: Palangka Raya tangani 713 hektare lebih lahan gambut terbakar
Baca juga: AIS Forum waspadai dampak pemanfaatan mangrove
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023