Kami sudah mengingatkan agar tidak ada aktifitas pendakian menuju ke puncak atau kawah Tompaluan. Rekomendasi ini sudah disampaikan kepada pemerintah kota dan hendaknya bisa ditindaklanjuti,"
Tomohon (ANTARA News) - Pendaki masih menerobos kawah maupun puncak Gunung Lokon, di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), walaupun masih berbahaya dan sewaktu-waktu masih meletus.
"Kami sudah mengingatkan agar tidak ada aktifitas pendakian menuju ke puncak atau kawah Tompaluan. Rekomendasi ini sudah disampaikan kepada pemerintah kota dan hendaknya bisa ditindaklanjuti," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, Sabtu.
Dia mengatakan hingga kini status Gunung Lokon masih siaga level III dengan radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah, sehingga masih dinyatakan tertutup untuk berbagai aktifitas termasuk pendakian.
"Artinya akan menjadi risiko sendiri kalau terjadi sesuatu pada saat mendaki. Kami selalu mengingatkannya. Statusnya masih belum diturunkan ke waspada level II dan ini harus dipatuhi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Karena itu dia mengharapkan, kelurahan-kelurahan yang berada di lereng yang menjadi pintu masuk menuju kawah dan puncak Gunung Lokon bersama-sama melarang warga yang hendak mendaki, sebagai tindaklanjut dari rekomendasi yang diberikan PVMBG Badan Geologi Bandung.
Sementara itu aktifitas pendakian menuju ke kawah dan puncak semakin sering dilakukan pendaki hampir setiap hari, tanpa rasa takut.
"Panoramanya elok. Kami bahkan sering berkemah di sekitar lereng," kata Raymond, seorang pendaki asal Kota Bitung.
Tak hanya pendaki lokal, turis mancanegara juga kerap menerobos masuk menuju kawah Tompaluan setelah beberapa hari tinggal di pengindapan yang berada tak jauh dari jalan masuk menuju kawah.
"Kami akan berhati-hati. Mudah-mudahan setelah melihat sekitar kawah, kami bisa kembali ke penginapan," kata sepasang muda-mudi berkebangsaan Skotlandia.
(KR-KAP/M031)
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013