Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan anak usia 8-14 tahun bisa terkena penyakit pengeroposan tulang (osteoporosis) pada anak.
"Ada osteoporosis yang disebut Juvenile Osteoporosis atau osteoporosis pada anak dan remaja, bisa terjadi pada anak usia 8-14 tahun," kata Kepala Pusat Riset (Kapusris) Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendarwan di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan terdapat dua jenis penyakit osteoporosis, yakni osteoporosis primer dan sekunder.
Osteoporosis primer umumnya terjadi akibat seiring proses penuaan pada manusia, sedangkan osteoporosis sekunder terjadi karena kondisi klinis lain.
Baca juga: Hari Tulang dan Sendi Sedunia momentum tingkatkan kesehatan
Baca juga: Panggul salah satu bagian tubuh paling terdampak osteoporosis
Ia mengatakan osteoporosis pada anak dan remaja umumnya termasuk kategori osteoporosis sekunder. Penyebab terjadinya penyakit Juvenile Osteoporosis pada usia pertumbuhan anak tersebut dikarenakan kondisi kesehatan lain serta obat-obatan.
Misalnya ada kondisi medis seperti anorexia nervosa (gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah dan ketakutan berlebihan kenaikan berat badan), penyakit ginjal, kesulitan menyerap nutrisi makanan (sindrom malabsorpsi), hyperthyroidism, dan penggunaan obat glukokortikoid.
Selain itu ia menyampaikan biasanya osteoporosis menyerang masyarakat yang sudah masuk fase lanjut usia (lansia), namun orang berusia muda juga dapat mengalami osteoporosis.
Adapun Beberapa faktor risiko osteoporosis antara lain gaya hidup kurang sehat, serta kurangnya asupan vitamin.
"Merokok, kurang olahraga, konsumsi alkohol, kafein berlebihan, kurang kalsium dan vitamin merupakan bagian dari faktor risiko osteoporosis," katanya.
Data Kemenkes mencatat prevalensi osteopenia (kepadatan tulang yang rendah) di Indonesia sekitar 41,7 persen, sedangkan prevalensi osteoporosis sekitar 10,3 persen.
Kemenkes juga menunjukkan bahwa 41,2 persen sampel yang berusia kurang dari 55 tahun mengalami osteopenia, sedangkan kebanyakan pengidap penyakit tersebut adalah perempuan.*
Baca juga: Pemkab Gianyar canangkan gerakan lawan osteoporosis
Baca juga: Polusi udara percepat kerusakan tulang pada wanita menopause
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023