"Iya ini termasuknya cepat ya karena kalau dilihat dari daerah lain itu biasanya lebih memakan waktu bahkan ada yang luasnya lebih kecil dari di sini juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk penanganannya." kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti saat meninjau TPA Rawakucing di Tangerang, Banten, Selasa.
Dengan luas TPA Rawa Kucing yang hampir 35 hektare dan 80 persen lahan terbakar, hingga hari kelima, api sudah tidak terlihat dan hanya menyisakan gumpalan asap.
Baca juga: Pemkot Tangerang siapkan drone thermal atasi kebakaran TPA Rawakucing
Kemenko Marves siap memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar proses penanganan kebakaran dapat semakin optimal.
"Ya agenda kita di sini adalah untuk meninjau sekaligus mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang sekiranya diperlukan untuk membantu penanganan kebakaran," katanya.
Ratusan petugas gabungan telah diterjunkan sejak hari pertama kebakaran TPA itu pada Jumat (20/10). Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang tergabung dalam Manggala Agni juga terlibat pemadaman pada hari keempat, demikian juga pengeboman air dilakukan oleh BNPB, sehingga upaya penanganan kebakaran di TPA tersebut dinilai relatif cepat.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan usulan kepada deputi tentang urgensi penerapan pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) sebagai salah satu langkah untuk mengatasi kebakaran yang terjadi di sejumlah TPA di Indonesia.
"Iya karena tidak hanya di sini tetapi juga di 20 TPA lain yang ada di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Makanya perlu segera direalisasikan," katanya.
Baca juga: BNPB: Kebakaran TPA Cikundul Sukabumi telah padam
Baca juga: BPBD Bali turunkan tandon padamkan sisa kebakaran TPA Mandung
Baca juga: 113 orang telah dievakuasi dampak asap pekat kebakaran TPA Rawakucing
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023