Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, seluruh rekanan yang terlibat dalam pengadaan senjata Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan diteliti atau diperiksa kembali, menyusul penemuan ratusan senjata, puluhan ribu amunisi dan peralatan militer lainnya, di kediaman Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasad almarhum Brigjen TNI Koesmayadi. "Semua akan diperiksa," katanya, usai menjadi pembicara dalam seminar dan pameran foto "Peran Strategi Diplomasi Internasional PDRI 1948-1949 dalam Mempertahankan RI di dunia Internasional", di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, saat ini tim penyelidik tengah bekerja dalam tahap pengumpulan keterangan, data dan diharapkan dapat selesai dalam waktu sebulan yakni pada 9 Agustus mendatang. Juwono menegaskan, seharusnya pengadaan senjata untuk TNI dilakukan melalui satu pintu secara berjenjang yakni dari masing-masing Markas Besar (Mabes) angkatan darat, laut dan udara kepada Mabes TNI dan terakhir diajukan ke Departemen Pertahanan (Dephan). "Itu sudah ada prosedur tetapnya. Hanya saja, hingga saat ini masih belum dijalankan dengan benar,? katanya. Hingga pekan kedua pasca-penemuan ratusan senjata dan puluhan ribu butir amunisi serta peralatan militer lainnya di kediaman Koesmayadi, telah 76 orang yang dimintai keterangan terkait kasus tersebut. Dari angka itu terdapat penambahan jumlah perwira tinggi TNI yang diduga mengetahui atau terlibat dalam kasus tersebut. Sebelumnya, TNI dalam hal ini Pusat Polisi Militer (Puspom) Angkatan Darat (AD) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI telah meminta keterangan 62 orang, 14 di antaranya warga sipil yang diduga terkait dan mengetahui kepemilikan senjata ilegal Koesmayadi. Juwono menegaskan, TNI khususnya tim penyelidik Pusat Polisi Militer (Puspom) Angkatan Darat dapat bertindak profesional tanpa terpengaruh senioritas mantan atasan, dalam tugasnya mengungkap kepemilikan ilegal senjata api oleh Koesmayadi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006