Kondisi ini mendorong kami berupaya menggeser pasar ekspor ke kawasan yang sebelumnya tidak termaksimalkan.

Jakarta (ANTARA) - Industri mebel dan kerajinan nasional siap mengoptimalkan pasar negara berkembang yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi atau "emerging market" untuk meningkatkan ekspor selain di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur di Jakarta, Senin, mengatakan hal itu disebabkan turunnya tren permintaan di kedua wilayah tersebut akibat situasi ekonomi dan geopolitik yang berimbas pada terkoreksinya nilai ekspor produk mebel dan kerajinan nasional.

"Kondisi ini mendorong kami berupaya menggeser pasar ekspor ke kawasan yang sebelumnya tidak termaksimalkan," ujarnya.

Baca juga: Himki: TEI 2023 peluang industri mebel dan kerajinan perluas pasar

Menurut dia, sejumlah negara yang masuk dalam pasar "emerging market" ekspor produk mebel dan kerajinan di antaranya berada di Timur Tengah, India, China, Afrika, Jepang, ASEAN, dan lainnya.

Timur Tengah, tambahnya, dinilai akan mampu menjadi negara tujuan ekspor produk furnitur dan kerajinan selain Amerika Serikat dan Eropa, apalagi ada komitmen dari Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang ingin menjadikan Timur Tengah sebagai New Eropa tentunya memerlukan pembangunan infrastruktur termasuk properti yang masif.

"Oleh karena itu, industri furnitur memiliki peran strategis guna memenuhi kebutuhan melengkapi pembangunan tersebut," ujar Sobur dalam keterangan tertulis.

Sejumlah negara di Timur Tengah seperti Qatar, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab dan negara negara kawasan tengah giat melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang akan berdampak pada kebutuhan furniture, kerajinan dan homedecor dalam jumlah banyak.

Selain itu, India yang merupakan negara konsumen furnitur terbesar ke-4 dan pasar furnitur terbesar ke-14 di dunia juga merupakan pasar potensial bagi ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia.

Baca juga: Pasar internasional lesu, pengusaha mebel Jepara lirik pasar lokal

Pada 2022, pasar furnitur negara tersebut menyentuh 23,12 miliar dolar AS dan diperkirakan akan mencapai 37,72 miliar dolar AS pada akhir 2026 dengan pertumbuhan CAGR 13,37 persen dari 2020- 2026.

Kawasan Asia lain, lanjut Sobur seperti China mempunyai potensi untuk ditembus. Meskipun kita ketahui bahwa China merupakan produsen furnitur terkemuka dunia, namun, secara ciri, produk mereka lebih beriorentasi masif.

Di sisi lain, produk furniture dan kerajinan termasuk home décor asal Indonesia untuk ekspor, lebih menitikberatkan pada desain eksklusif.

"Pasar Afrika, seperti Mesir, Maroko dan negara lainnya juga masih merupakan pasar yang potensial untuk dijajal. Sementara itu, pasar ASEAN termasuk Filipina, merupakan pasar 'emerging market' selanjutnya yang perlu dicermati secara serius," ujar Sobur.

Baca juga: Solo Great Sale dibuka dengan gelaran pameran mebel kualitas ekspor

Sekretaris Jenderal Himki Maskur Zaenuri menambahkan, Himki dan pemerintah memiliki target ekspor mebel dan kerajinan nasional sebesar 5 miliar dolar AS pada 2024.

Sebenarnya, menurut dia, target tersebut tak sulit untuk dicapai mengingat potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar mulai dari ketersediaan bahan baku, peluang pasar yang terus tumbuh, dan didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Selain itu, saat ini peluang pasar global masih terbuka dan terus bertumbuh didorong oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional.

Namun demikian, sampai saat ini para pelaku industri masih dihadapkan pada berbagai permasalahan mulai dari sulitnya mendapatkan bahan baku sesuai kebutuhan, terbatasnya promosi pemasaran, belum berkembangnya kualitas produk dan desain, kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang siap pakai, penggunaan teknologi tinggi, hingga akses permodalan yang masih terkendala.

"Dalam merealisasikan target ekspor 5 miliar dolar di tahun 2024 dan menyukseskan Indonesia menjadi negara produsen dan eksportir terbesar di kawasan regional perlu dukungan dari para stakeholder khususnya dukungan dari pemerintah," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023