Para nelayan harus diberi pemahaman bagaimana cara menangani ikan dengan baik mulai dari sejak ditangkap sampai dipasok ke supplier ikan atau unit pengolahan ikan

Ambon, Maluku (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Abdullah Tuasikal mendorong peningkatan nilai ekspor perikanan di Maluku melalui perbaikan tata kelola perikanan secara higienis untuk menjamin kualitas komoditas perikanan.

"Laut di perairan Maluku mempunyai potensi perikanan yang luar biasa dan memberikan manfaat besar, bila kita mampu untuk mengelolanya, menangkap, kemudian memperlakukan ikan dengan baik dan higienis, kemudian bisa diekspor atau menjadi pemasok bagi unit pengolahan ikan," katanya dalam keterangan di Ambon, Maluku, Senin.

Abdullah mengungkapkan Provinsi Maluku memiliki tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) RI yaitu WPP 714 Laut Banda, WPP 715 Laut Seram, dan WPP 718, dengan potensi perikanan sebesar 4,386 juta ton atau 36 persen dari potensi perikanan di Indonesia.

Menurutnya, ikan yang ditangkap setiap hari oleh nelayan bila tidak ditangani dengan baik, akan memiliki harga yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan ditangani dengan baik.

"Sehingga, para nelayan harus diberi pemahaman bagaimana cara menangani ikan dengan baik mulai dari sejak ditangkap sampai dipasok ke supplier ikan atau unit pengolahan ikan," tutur anggota dewan Dapil Maluku tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan Perikanan (BP2MHKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ambon pada semester I 2023, ikan yang diekspor untuk ikan hidup sebanyak 281.822 ekor atau mengalami peningkatan 60 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara, ikan nonhidup sebanyak 9.411 ton, meningkat 67 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai 49 juta dolar AS atau naik 30 persen dari 2022.

Rata-rata ikan dari Maluku diekspor ke China, Amerika Serikat, Jepang, dan Vietnam. Dengan komoditas unggulan adalah udang, tuna, kerapu, dan kepiting bakau.

"Angka tersebut tentunya bisa meningkat seiring dengan peningkatan kualitas ikan yang dimiliki Provinsi Maluku. Para nelayan menjadi ujung tombak kualitas ikan sebelum sampai ke unit pengolahan. Artinya, peningkatan higienitas ikan dimulai dari para nelayan," katanya menjelaskan.

Baca juga: KKP gandeng wakil rakyat bagi 1.000 paket ikan segar di Maluku
Baca juga: Ikan bakar di Pulau Osi Maluku jadi incaran warga saat libur lebaran
Baca juga: Jalan panjang Maluku wujudkan lumbung ikan nasional

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023