Jakarta (ANTARA) -
"Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Imbauan tersebut merupakan tindak lanjut dari peristiwa erupsi Gunung Ili Lewotolok pada Senin, pukul 17.37 WIT.
Berdasarkan hasil pengamatan Badan Geologi, erupsi tersebut terjadi dengan ketinggian kolom abu mencapai 600 meter di atas puncak gunung.
Baca juga: Gunung Ili Lewotolok lontarkan abu vulkanik ke arah barat laut
Kolom abu juga teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong mengarah ke barat dan barat laut. Dengan kondisi tersebut, saat ini Gunung Ili Lewotolok berada pada status level II atau waspada.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 mm dan durasi kurang lebih 40 detik," katanya.
Selain diimbau untuk mengenakan masker, masyarakat di sekitar maupun pengunjung Gunung Ili Lewotolok juga dilarang memasuki dan beraktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Masyarakat yang berada di tiga desa, yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jantona diimbau juga selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah Gunung Ili Lewotolok.
Baca juga: PVMBG rekam dua erupsi vulkanik di Gunung Ili Lewotolok
Baca juga: PVMBG ingatkan ancaman bahaya erupsi gunung api Ile Lewotolok Lembata
Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023