ke-60 tenaga kerja migran asal Kabupaten Lebak dikirim ke berbagai negara di Asia di antaranya ke Arab Saudi, Qatar, Brunai, Jepang, Malaysia, Singapore, Hongkong, dan Taiwan.
Lebak (ANTARA) -
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak, Banten memberangkatkan 60 tenaga kerja migran ke berbagai negara di Benua Asia yang diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran di daerah setempat.

"Kita berharap tenaga kerja migran itu bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan saatnya bisa kembali ke Tanah Air," kata Andri, petugas pendataan tenaga kerja pada Disnaker Kabupaten Lebak, Senin.

Tenaga kerja migran asal Kabupaten Lebak ada 60 orang itu bekerja di luar negeri pada sektor formal dan non formal juga mereka memiliki sertifikasi.

Mereka para tenaga kerja migran itu bekerja sebagai perawat bayi, lansia, salon aksesoris kendaraan, penjaga toko, pabrik, perbengkelan dan asisten rumah tangga.

Keberangkatan mereka bekerja di luar negeri itu melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang mengantongi izin dari Kementerian Tenaga Kerja.

"Semua pendidikan para tenaga kerja migran itu dari SD sampai SLTA," ucapnya.

Menurut dia, ke-60 tenaga kerja migran asal Kabupaten Lebak dikirim ke berbagai negara di Asia di antaranya ke Arab Saudi, Qatar, Brunai, Jepang, Malaysia, Singapore, Hongkong, dan Taiwan.

Namun , mereka sebelum keberangkatan keberbagai negara tersebut sudah memiliki kompetensi sesuai kebutuhan tenaga kerja di negara tersebut.

Selain itu juga mereka para tenaga migran mampu menguasai bahasa negara yang dituju.

"Kami mewajibkan semua tenaga pekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan sertifikasi sesuai permintaan dari negara itu," kata Andi.

Menurut dia, pihaknya juga sebanyak lima calon tenaga kerja migran dapat mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Kabupaten Lebak.

Pelatihan di BLK tersebut dilakukan selama 30 hari untuk memiliki kompetensi bahasa asing dan tara cara pekerjaan.

Untuk bahasa Hongkong tentu dipelajari bahasa Mandarin, Hongkong bahasa Kantonis, Malaysia dan Singapura.

Selain itu juga untuk negara Arab Saudi dan Qatar bahasa Arab.

Pelatihan di BLK itu kerja sama dengan Lembaga Pelatihan Ketrampilan (LPK) Bintang Permata Lestari.

"Kami berharap semua tenaga pekerja migran itu memiliki kompetensi ketrampilan dan kecakapan kerja, sehingga bekerja profesional," kata Andi menambahkan.

Ida (25) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bekerja di negara Hongkong sebagai perawat lansia dengan kontrak kerja selama 3 tahun.

"Kami bekerja sebagai tenaga migran itu ingin membahagiakan kedua orang tua dan membantu dua adiknya yang masih sekolah," katanya.
Baca juga: Disnaker Lebak perketat pekerja migran cegah TPPO
​​​​​​​
Baca juga: Kepala BP2MI copot jabatan Kepala BP3MI Banten
Baca juga: P2TP2A Lebak pulangkan empat pekerja migran korban kekerasan

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023