Pernah saya jual, tapi harga tidak masuk akal"
Bogor (ANTARA News) - Harga jengkol di Kota Bogor, Jawa Barat, juga mengalami kenaikan seperti di daerah lainnya yakni menembus harga Rp60.000 per kilogramnya.
"Biasanya Rp20.000 per kilo gram, sekarang mahal sudah capai Rp60.000," kata Eddy pedagang sayur keliling saat ditemui, Jumat.
Tingginya harga jengkol membuat Eddy tidak mampu membeli dan menjual untuk kelengkapan barang dagangannya.
"Harganya terlalu mahal tidak sanggup beli saya," kata Eddy.
Eddy mengaku, mahalnya harga jengkol membuat ia kesulitan memenuhi keinginan para pelanggannya.
"Masih banyak yang menanyakan sih, memang jengkol banyak yang beli setiap hari, kadang ada yang pesan untuk dua kilogram, tapi karena mahal saya nombok jadinya," katanya.
Menurut Eddy kenaikan harga jengkol terjadi sejak sepekan terakhir. Mahalnya harga jengkol membuat pedagang di pasar tidak banyak yang menjual penganan yang banyak diminati masyarakat tersebut.
Mahalnya harga jengkol berdampak pada usaha warung tegal (warteg) yang ada di Kota Bogor, salah satunya warteg di jalan Merdeka milik Komariah (25) selama beberapa hari ia terpaksa tidak menjual lauk jengkol.
"Pernah saya jual, tapi harga tidak masuk akal, pembeli pada mengeluh jengkol mahal," katanya.
Komariah menyebutkan, jengkol tersebut biasa ia masak dengan cara di gulai dan di goreng sambal belado campuran ikan teri. Biasanya ia menjual satu porsi Rp3.000-Rp5.000.
Sementara itu, sebagian penikmat jengkol menyiasati mahalnya harga jengkol dengan berpuasa tidak memakan makanan yang menjadi salah satu khas masyarakar Indonesia.
"Ya...kalau mahal mau diapain, paling tahan dulu makan jengkol sampai harganya turun," kata Koestanto (45) warga Jalan Menteng.
Koestanto mengaku sangat menggemari jengkol. Ia biasanya membuat pindang jengkol seminggu dalam sebulan dengan jumlah mencapai satu kg.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013