Koruptor harus dipenjara dan dipecat

... langsung saja dipecat,... "

Bandarlampung, Lampung (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, berpendapat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia tidak cukup hanya dengan memenjarakan para koruptor, tapi juga sanksi pemecatan bagi mereka yang terbukti melanggar kode etik.

"Bila sanksi kode etik baru diterapkan setelah ada pembuktian dalam proses hukum, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Karena itu, jika terbukti telah melanggar kode etik, langsung saja dipecat, karena sanksi itu akan menimbulkan efek jera bagi yang lainnya," kata dia, di Bandarlampung, Kamis.

Menurut dia, tindak pidana korupsi di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan sistem demokrasi yang diterapkan di negara ini.

"Sistem demokrasi mendorong bebas berbuat apa pun, dan di Indonesia banyak orang melakukan sesuatu yang menuntut hak lebih daripada kewajiban, sehingga budaya korupsi terus berkembang pesat," katanya pula.

Dia berpendapat, berbagai upaya yang dilakukan lembaga negara dengan memenjarakan para pelaku korupsi tidaklah cukup membuat efek jera, karena pendidikan dasar bagi individu bangsa ini masih sangat lemah terutama dalam penanaman akhlak yang karimah.

(B014/Z002)

7 Juni 2013

KPK cape, Polisi cape, Jaksa cape, Hakim cape, mereka hanya cape menangkap koruptor, adapun tentang efek jera itu hanya mimpi di siang hari bolong melompong, lha wong di RI itu yg korupsi ratusan juta malah hukumannya ringan spt mendpt discount, gimana mau jera, pokoknya kalo tdk dipenjara 10 th/Rp 1 M, maka jgn haraplah bisa jera

0 0 Balas LaporkanHapus