Pertemuan kami hari ini dilakukan setelah saling pengertian AS-Rusia belum lama ini untuk mengaktifkan dokumen Jenewa pertama mengenai Suriah melalui Konferensi Jenewa II, yang sangat sejalan dengan gagasan yang diajukan Mesir,
Kairo (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Arab pada Rabu (5/6) menyerukan penyelesaian politik bagi krisis Suriah dan pemerintah peralihan dengan kekuasaan eksekutif penuh bagi negara yang dicabik kerusuhan tersebut.
Satu resolusi yang dikeluarkan setelah pertemuan menteri luar negeri Liga Arab di Ibu Kota Mesir, Kairo, mengatakan penyelesaian politik adalah satu-satunya cara menyelamatkan Suriah. Mereka menyampaikan keprihatinan mengenai dampak konflik bersenjata pada warga sipil di negeri tersebut.
Sementara itu, para menteri luar negeri Arab juga mengecam "setiap campur tangan asing dalam konflik Suriah", terutama perbuatan kelompok gerilyawan Lebanon, Hizbullah, di dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut.
Pernyataan Liga Arab itu dikeluarkan sementara militer Suriah belum lama ini merebut kembali Kota Al-Qussair di Suriah Tengah, tempat petempur oposisi menyatakan kemenangan tersebut terwujud berkat dukungan Hizbullah.
Resolusi itu kembali menyampaikan kembali pandangan Arab belum lama ini mengenai penyelesaian krisis Suriah, yang mendesak "pembentukan pemerintah peralihan" guna melicinkan jalan bagi "peralihan kekuasaan secara damai", demikian laporan Xinhua.
"Pemerintah sementara tersebut akan memegang kekuasaan eksekutif penuh, termasuk atas Angkatan Bersenjata dan semua lembaga keamanan," kata resolusi itu, yang mengutip pandangan Arab yang akan diajukan kepada konferensi mendatang di Jenewa mengenai Suriah.
Pandangan tersebut, yang disiapkan oleh Komite Menteri Arab, juga menyerukan penyelesaian politik bagi krisis Suriah dengan cara memelihara setruktur Suriah, persatuan rakyatnya serta keamanan regional.
"Ada tempat di Suriah baru buat pemimpin yang tangan mereka telah ternoda dalam pertumpahan darah yang berlangsung," kata Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amr --yang memimpin pertemuan itu.
Amr memperingatkan bahwa ambruknya negara Suriah akan memiliki dampak serius pada keamanan Arab, regional dan internasional.
Menteri Luar Negeri Mesir tersebut juga kembali menyampaikan penolakan Mesir terhadap "setiap campur tangan asing" dalam urusan dalam negeri Suriah. Ia memperingatkan petempur asing yang belum lama ini terlibat dalam pertempuran di negara Arab itu.
Pertemuan tersebut membahas perkembangan paling akhir di Suriah dan persiapan bagi konferensi Jenewa tentang Suriah.
"Pertemuan kami hari ini dilakukan setelah saling pengertian AS-Rusia belum lama ini untuk mengaktifkan dokumen Jenewa pertama mengenai Suriah melalui Konferensi Jenewa II, yang sangat sejalan dengan gagasan yang diajukan Mesir," kata Amr kepada menteri luar negara lain Arab.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al-Arabi menekankan pentingnya untuk melanjutkan upaya guna menyelenggarakan konferensi Jenewa mengenai Suriah. Ia menambahkan pertemuan persiapan akan diselenggarakan pada akhir Juni.
(C003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013