Tokyo (ANTARA News) - Pesawat tempur Israel menyerang dua landasan pacu di bandar udara internasional Beirut, Kamis, demikian laporan wartawan kantor berita Kyodo dan Reuters. Beberapa sumber keamanan, sebagaimana dikutip, mengatakan pesawat tempur tersebut menembakkan sedikitnya enam roket ke landasan pacu itu, sehingga memaksa bandar udara tersebut ditutup dan penerbangan dialihkan ke bandar udara lain di Timur Tengah. Serangan itu merupakan bagian dari serangan Israel terhadap pejuang Hizbullah, kata beberapa pejabat bandar udara dan polisi. Sedikitnya 22 warga sipil tewas dalam serangan Israel, Rabu malam, terhadap Lebanon selatan, termasuk satu keluarga yang terdiri atas 12 orang di desa Dweir, kata stasiun televisi lokal LBC. Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz, Rabu, mensahkan serangan udara di Lebanon dengan sasaran instalasi pejuang Hizbullah dan prasarana sipil Lebanon, kata stasiun televisi Israel, Channel 10. Stasiun televisi tersebut menggambarkan serangan kilat yang direncanakan itu sebagai bagian dari reaksi Israel atas diculiknya dua prajuritnya dan tewasnya beberapa prajurit lain dalam serangan Hizbullah pada hari yang sama. Stasiun televisi Channel 10 melaporkan Peretz juga memerintahkan komando dalam negeri Israel untuk mempersiapkan masyarakat Israel utara, termasuk di kota pelabuhan Haifa, guna menghadapi serangan roket yang mungkin dilancarkan Hizbullah. Penduduk kota kecil perbatasan Israel sudah menerima perintah untuk berlindung. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, Rabu, menyerukan pembebasan dua prajurit Israel yang ditawan oleh Hizbullah, dan pada saat yang sama mengutuk serbuan Israel terhadap tetangganya di sebelah utara tersebut. "Saya mengutuk tanpa ragu serangan yang berlangsung di Lebanon selatan dan menuntut tentara Israel dibebaskan segera," kata Annan kepada wartawan di Roma, setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Italia Romano Prodi. Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Jepang dan Uni Eropa mengutuk penculikan itu dan serangan roket Hizbullah terhadap Israel, dan menyatakan mereka telah menyulut resiko meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Tetapi pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan tentara itu hanya akan dikembalikan kalau Israel membebaskan tahanan Lebanon sebagai pertukarannya. Sementara itu, Hamas mengucapkan selamat kepada Hizbullah atas operasinya. Di Damaskus, Wakil Presiden Suriah Faruq Ash-Shara mengatakan bahwa jelas pendudukan Israel atas tanah Arab adalah pangkal masalahnya. Dan utusan Iran Ali Larijani, yang sedang berkunjung di Suriah mengatakan perlawanan merupakan satu-satunya pilihan saat Israel melancarkan serangan dan melakukan pembantaian terhadap warga Palestina. (*)
Copyright © ANTARA 2006