Jakarta (ANTARA News) - Guruh Soekarnoputra menyatakan sistem perekonomian yang paling tepat di Indonesia adalah ekonomi kerakyatan dan gotong-royong.
"Ekonomi kerakyatan dan gotong-royong sudah hidup di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka dan hal ini sejalan dengan Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia," kata Guruh Soekarnoputra pada peringatan 112 tahun lahirnya proklamator, Soekarno, di Gedung Pola Jalan Proklamasi, Jakarta, Kamis.
Hadir pada kesempatan tersebut antara lain perwakilan negara sahabat, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan KSAD Tyasno Sudarto, Guntur Soekarnoputra, dan Sukmawati Soekarnoputri.
Menurut Guruh, ekonomi kerakyatan dan gotong-royong telah terbukti menbawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan dihargai bangsa-bangsa lain di dunia.
Dia mengemukakan pada era orde baru dan era reformasi, sistem perekonomian Indonesia mulai digeser ke ekonomi modern dan bahkan liberal.
"Pemerintah Indonesia saat ini menerapkan ekonomi liberal melalui pasar bebas," kata anak Soekarno tersebut.
Menurut Guruh, ekonomi pasar bebas ini lebih banyak menguntung asing daripada bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia yang bisa memanfaatkan ekonomi pasar bebas ini, menurut dia, hanya segelintir orang pengusaha konglomerat, sedangkan rekyat tetap banyak yang hidup miskin.
Guruh juga mencontohkan, jika mencermati gedung-gedung bertingkat di sepanjang jalan protokol di Jakarta, sebagian besar adalah gedung-gedung usaha milik asing.
"Asing berjaya di Indonesia sedangkan rakyat tetap miskin. Apakah ini sejalan dengan cita-cita pendiri Republik Indonesia, yang menuju kesejahteraan rakyat?" katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013