kawin muda di Bengkulu Utara tidak begitu menjadi masalah
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa rendahnya angka pernikahan anak di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, mempengaruhi turunnya angka stunting di kabupaten tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Hasto saat menerima audiensi Bupati Bengkulu Utara, Ir. H. Mian di kantor BKKBN, Jakarta, Jumat.
Hasto juga memberikan tips pengambilan sampel pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 agar penghitungan angka stunting bisa tepat dan akurat.
Baca juga: Kepala BKKBN: Penurunan stunting di Kota Bengkulu bisa jadi pedoman
Baca juga: Poltekkes Kemenkes Bengkulu bantu penanganan stunting Rejang Lebong
Ia menegaskan, sebelum angka stunting tersebut dirilis, kepala dinas kesehatan di tiap kabupaten/kota tentu sudah mengetahui (prevalensinya) terlebih dahulu, sehingga perlu upaya untuk mengawal agar para bidan tetap melakukan pengukuran dengan benar.
"Itu bidan-bidan dikumpulkan, yang mengukur setelah itu ditanya, 'kamu mengukur berapa, hasilnya bagaimana, stunting atau tidak?' Itu angkanya dikawal betul, karena angka itulah yang menjadi pedoman kita,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Bengkulu Utara, Ir. H. Mian menyampaikan bahwa dirinya selalu tegas memberikan arahan pada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyelenggarakan program percepatan penurunan stunting yang langsung menyentuh ke masyarakat, dan salah satu yang berhasil dilakukan di Bengkulu Utara adalah inovasi Rumah Pangan Lestari.
Baca juga: Wapres cek posyandu Kota Bengkulu untuk percepat penurunan "stunting"
Baca juga: Wapres minta koordinasi antarlembaga dibenahi guna turunkan stunting
Menurutnya, sistem yang langsung menyentuh masyarakat akan paling efektif untuk menurunkan angka stunting, baik dalam hal bantuan asupan makanan, maupun pembinaan terus dikolaborasikan antarinstansi.
"Yang sangat bisa kita kembangkan dan terus kolaborasi, itu antara antara kader KB, PKK, dan dinas pertanian untuk Rumah Pangan Lestari. Alhamdulillah, dengan inovasi tersebut Bengkulu Utara menjadi ikon yang posisinya bisa sedikit membantu program-program penurunan stunting," ujar dia.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Utara Herma Hayani, mengatakan bahwa Bupati Bengkulu Utara juga telah berupaya merelokasi balai penyuluh KB yang sudah tidak layak dan hampir terkena abrasi.
"Kami mempunyai 19 balai penyuluh KB yang berada di 19 kecamatan, dan salah satu balai desa ini berada 20 meter dari pinggir pantai, jadi kena abrasi, sehingga kami akan merelokasi daerah tersebut dan sudah disiapkan lahannya oleh Pak Bupati,” ujar Herma.
BKKBN dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, menurut dia, telah sepakat untuk terus berkolaborasi dan merancang program-program yang lebih efektif untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Baca juga: Bappenas: Perlu pemetaan sumber protein lokal cegah stunting
Baca juga: BKKBN ingatkan waktu kejar target penurunan stunting tinggal 10 bulan
Baca juga: BKKBN ajak madrasah ikut berperan bangun kualitas kependudukan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023