Jakarta (ANTARA) - Rolls-Royce turut berpartisipasi dalam kemitraan dengan Goethe-Institut pada perhelatan Science Film Festival di Indonesia sebagai upaya mendukung generasi muda dari semua kalangan untuk melek terhadap dunia sains.

"Melalui kemitraan ini, kami hendak menyajikan dunia sains yang menakjubkan kepada anak-anak muda dari semua kalangan. Dengan mengetahui topik-topik sains sejak dini, kami berharap rasa ingin tahu dan suka cita untuk belajar akan tumbuh dalam diri mereka," ujar Presiden Rolls-Royce untuk Asia Tenggara, Pasifik, dan Korea Selatan Bicky Bhangu saat sesi diskusi pembukaan Science Film Festival 2023 di kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jakarta, Sabtu.

Bicky mengatakan bahwa selama ini mereka sangat mengandalkan peran para insinyur dan ahli teknologi sebagai pihak yang akan mengubah gagasan menjadi kenyataan dan solusi bagi masalah-masalah paling mendesak di dunia.

"Bidang-bidang STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematic) sangat penting bagi penting bagi produk-produk kami. Tak hanya itu, STEM juga berperan besar menggerakkan dunia yang modern. Di tengah tekanan perubahan iklim dan transisi energi yang mutlak diperlukan, kita sangat membutuhkan solusi teknologi berkelanjutan yang berlandaskan sains," kata Bicky memaparkan.

Bicky menerangkan bahwa sejak satu abad terakhir Rolls-Royce telah menjadi salah satu pihak terdepan yang mendorong perkembangan sektor kedirgantaraan dan perekayasaan di seluruh dunia.

"Kami percaya generasi berikutnya berperan besar dalam melindungi masa depan. Sebab itulah kami berkomitmen mendukung pendidikan STEM guna menginspirasi generasi baru ilmuwan dan insinyur dari seluruh dunia," kata Bicky.

(kiri ke kanan): Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Stefan Dreyer, Staf Ahli Menteri bidang Manajemen Talenta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tatang Muttaqin, Kepala Bagian Kebudayaan dan Informasi pada Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia Christoph Fischer dan Presiden Rolls-Royce untuk Asia Tenggara, Pasifik, dan Korea Selatan Bicky Bhangu saat pembukaan Science Film Festival 2023 di kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jakarta, Sabtu (21/10/2023). (ANTARA/Ahmad Faishal)

Science Film Festival adalah perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah. Bekerja sama dengan mitra lokal, perayaan itu mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.

Festival itu menyajikan isu-isu ilmiah yang mudah diakses dan menghibur bagi khalayak luas dan menunjukkan bahwa sains bisa menyenangkan. Ajang itu telah berkembang pesat sejak edisi pertamanya di tahun 2005 di Thailand kemudian menjadi acara terbesar untuk jenisnya di dunia.

Tahun ini di Indonesia, Science Film Festival mengusung tema "Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB" untuk menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 70 kabupaten/kota yang akan mengeksplorasi pentingnya perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui pemutaran film-film internasional disertai berbagai eksperimen sains yang menyenangkan.

Baca juga: Ratusan siswa ramaikan pembukaan Science Film Festival 2023

Baca juga: Goethe-Institut dukung ekosistem pengelolaan sumber daya lewat SFF

Baca juga: DKJ: Festival film Madani tingkatkan kualitas kemanusiaan

Baca juga: Ario Bayu: BIFF pertanda kebangkitan film Indonesia

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023