hanya sekitar Rp30 juta-Rp40 juta/bulan

Jakarta (ANTARA) - Omzet penjualan toko roti legendaris "Gelora" di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, yang berdiri sejak tahun 1950-an, menurun drastis hingga 80 persen akibat pandemi COVID-19.

"Sebelum pandemi COVID-19, omzet penjualannya bisa mencapai Rp200 juta/bulan. Namun, akibat pandemi COVID-19 hingga saat ini omzet penjualannya hanya sekitar Rp30 juta-Rp40 juta/bulan," kata pemilik toko roti Gelora, Ridwan Wiryadinata (72) di Jakarta, Sabtu.

Walaupun masa pandemi sudah lewat setahun lalu, kata dia, imbas tersebut masih terasa terhadap penjualan produknya hingga saat ini.

Kendati demikian, dia mengaku bersyukur masih mampu membayar gaji karyawannya sebanyak 18 orang.

"Untungnya sangat tipis sekali. Anak saya sampai ikut keliling untuk menjual produk roti dan 'butter cookies' atau kue keringnya," kata Ridwan.

Baca juga: Dinas KPKP DKI catat sudah 30 ribu pelaku UMKM ikut program pelatihan

Untuk penjualan roti saat ini, dia hanya dapat menjual lebih kurang 70 - 80 potong/harinya. Itu pun harus terjual seluruhnya mengingat racikan roti buatannya itu tidak menggunakan bahan pengawet untuk memperpanjang masa kedaluwarsa.

"Padahal sebelum pandemi itu bisa jual roti 140 - 150 potong per hari," katanya.

Sementara untuk produk kue keringnya, Ridwan mengungkapkan dulu sebelum masa pandemi COVID-19, usahanya tersebut kerap laku 20 - 22 bal per hari.

Namun saat pandemi COVID-19 datang hingga kini, pihaknya hanya kerap menjual 10 bal per harinya.

"Tapi, saat ini kue kering sudah kami stop produksinya, hanya menjual stok sisa saja. Kalau sudah habis, nanti kami buat 10 bal aja," katanya.

Baca juga: Omzet UMKM binaan Dinas KPKP DKI capai Rp144,43 miliar

Selain itu, distributor yang menampung produk "butter cookies"-nya tidak kembali aktif, sehingga penjualan untuk ke daerah Jawa dan Sumatera untuk sementara dihentikan juga.

"Saya juga tidak bisa mengirim ke distributor, total ada lima di beragam daerah dan itu semua sudah stop, sekarang hanya retail ke konsumen. Penjualan juga melalui sosial media untuk bertahan," kata Ridwan.

Dia juga tak menampik turunnya omzet penjualannya juga disebabkan oleh lokasi tokonya yang berada di permukiman padat penduduk. Lokasinya, di gang Obat RT 10/RW 5 Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Kendati mengalami penurunan omzet penjualan, pihaknya tidak menurunkan kualitas produknya.

"Kualitas produk tetap menjadi utama. Hanya kuantitas produknya yang dikurangi," kata ayah dua anak ini.

Baca juga: UMKM DKI perkenalkan produk lokal lewat pameran di Jerman hingga Tokyo

Pemilik toko roti legendaris "Gelora", Ridwan Wiryadinata (72) tengah memperlihatkan produknya berupa roti dan kue kering di Gang Obat RT 10/RW 5 Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (21/10/2023). Pandemi COVID-19 menyebabkan omzet penjualannya menurun drastis hingga 80 persen. ANTARA/Syaiful Hakim

Dia pun berharap pemerintah dapat memberikan perhatian maupun solusi kepada pihaknya yang termasuk dalam kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut.

"Sejak buka usaha belum ada perhatian dari pemerintah, kami ya usaha sendiri," kata Ridwan.

Beragam jenis produk yang tersedia meliputi roti tawar, roti gandum, dan roti kopi.

Lalu roti sobek, roti manis atau satuan, roti pisang, serta butter cookies yang terdiri dari vanilla ring, danish dan speculaas.

"Harganya dimulai dari Rp 12.000-an. Ada yang Rp 50.000, itu roti tawar kismis," ucapnya.

Baca juga: PPKUKM Jakarta gelar "Jumat Beli Lokal" untuk bantu UMKM

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023