Tapin (ANTARA) - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Tapin, Kalimantan Selatan(Kalsel) mengusut 40 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sepanjang musim kemarau pada 2023.
"Sekarang ada 40 kasus, semua masih lidik," ujar Kepal Satuan Reskrim Polres Tapin AKP Haris Wicaksono di Rantau, Sabtu.
Haris mengungkapkan penyidik kepolisian menemui kendala untuk mengungkap kasus Karhutla tersebut, antara lain minim informasi, saksi, serta barang bukti.
"Kalau terkait penyebab Karhutla akibat human error ataupun alam, itu ranah Dinas Lingkungan Hidup yang bisa memastikan," ungkapnya.
Sepanjang Juni-Oktober 2023, Polres Tapin sudah mengungkap dua kasus Karhutla, yakni tersangka Sukarno (43) karena membakar lahan untuk menanam singkong di pinggir Jalan Trantang, Kecamatan Tapin Utara pada Rabu (30/8).
Serta tersangka Ilmi (41) karena membakar lahan milik sendiri untuk menanam cabai di Desa Bitahan, Kecamatan Lokpaikat, Kabupaten Tapin pada Jumat (22/9).
Kedua tersangka tersebut, kata Haris, dijerat Pasal 187 ayat (1) KUHPidana dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal 12 tahun penjara.
Berdasarkan data Badan Bencana Daerah (BPBD) Tapin menunjukkan lahan terdampak Karhutla mencapai 361 hektare dari 127 titik api sejak 1 Juni-14 Oktober 2023.
Baca juga: Tim gabungan padamkan kebakaran 30 hektare lahan di Tapin Kalsel
Baca juga: Menyelamatkan cabai terpedas di Indonesia dari karhutla
Baca juga: Area konservasi bekantan terdampak karhutla dibasahi BPBD Tapin
Pewarta: Imam Hanafi/fauzi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023