Kalau produksi semakin banyak nantinya harga akan normal lagi.
Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo meyakini harga beras di Indonesia akan turun dan kembali normal.
"Kalau produksi semakin banyak nantinya harga akan normal lagi," kata Wahyu, di Medan, Jumat.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU itu, kenaikan harga beras seperti saat ini terjadi lantaran tidak seimbangnya suplai dan permintaan.
Permintaan beras, Wahyu melanjutkan, sebenarnya tetap banyak seperti biasa. Kebutuhan akan beras tinggi lantaran komoditas pangan itu menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.
Namun, permintaan itu tidak diimbangi dengan produksi lantaran kekeringan terjadi di banyak sentra padi di Indonesia, seperti di Pulau Jawa, sebagian Sumatera dan Sulawesi Selatan akibat El Nino.
Kemarau membuat produksi berkurang dan hal tersebut menaikkan harga beras secara nasional.
"Sebenarnya pemerintah sudah mengantisipasi El Nino sejak jauh hari. Namun mungkin pemerintah tidak memproyeksi dampaknya separah ini sehingga mempengaruhi cadangan beras," kata Wahyu.
Oleh karena itu, akademisi yang menamatkan pendidikan masternya di Macquarie University, Australia tersebut, merasa wajar jika pemerintah berupaya menambah stok beras dengan melakukan impor.
Pemerintah Indonesia mengimpor dua juta ton beras sepanjang tahun 2023. Selain itu, China juga menyatakan siap mengirimkan satu juta ton beras tambahan jika diperlukan.
"Namun di dunia internasional harga beras juga mahal, karena beberapa negara harus menutup ekspor beras demi menutup kebutuhan dalam negeri. Itulah kenapa pemerintah harus mencari negara mana yang memungkinkan untuk mengekspor berasnya ke Indonesia," ujar Wahyu pula.
Selain mengimpor beras, pemerintah pun menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan beras supaya suplai beras membanjir di masyarakat sehingga harganya terkendali.
Berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium di Indonesia pada Jumat (20/10) adalah Rp13.210 per kilogram masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp10.900-Rp11.800 per kilogram.
Sementara, pada hari yang sama, harga rata-rata beras premium nasional Rp14.980 per kilogram, juga lebih tinggi dari HET yakni Rp12.900-Rp14.800 per kilogram.
Adapun di Sumatera Utara, harga rata-rata beras medium Rp13.500 per kilogram (HET Rp11.500 per kilogram) dan beras premium Rp14.500 per kilogram (HET Rp14.400 per kilogram).
Baca juga: Bulog pastikan stok beras di Sumut aman masyarakat jangan panik
Baca juga: Bulog pastikan tak ada penjualan beras SPHP berharga premium di Sumut
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023