Harga rumah di China tetap stabil di tengah kebijakan yang mendukung

Beijing (ANTARA) - Harga rumah di 70 kota besar dan menengah di China secara umum stabil pada September 2023, dengan kota-kota tingkat pertama menunjukkan harga rumah yang pada dasarnya tidak berubah, seperti diungkapkan Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Kamis (19/10).

Harga rumah baru di empat kota tingkat pertama di China, yaitu Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen, tercatat datar secara bulanan pada September, menyusul penurunan sebesar 0,2 persen secara bulanan (month on month) pada Agustus, menurut NBS.

Pada basis tahunan (year on year), harga rumah baru di kota-kota tingkat pertama naik 0,7 persen bulan lalu.

Namun, harga rumah baru di lebih dari setengah dari 70 kota yang disurvei, termasuk empat kota tingkat pertama, mempertahankan tren penurunan pada September. Data menunjukkan bahwa 45 kota melaporkan penurunan harga rumah baru secara tahunan bulan lalu, naik dari 44 kota pada Agustus.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa harga rumah baru di 31 kota tingkat kedua dan 35 kota tingkat ketiga turun tipis 0,3 persen pada September dibandingkan pada Agustus.

China meningkatkan upaya-upaya kebijakan guna mendorong perkembangan pasar properti yang sehat dalam beberapa bulan terakhir. Langkah-langkah yang telah dilakukan sejauh ini termasuk memangkas suku bunga hipotek yang ada untuk kredit rumah pertama dan melonggarkan aturan hipotek.

Data dari bank sentral China pada pekan lalu menunjukkan bahwa sektor properti China, yang dianggap sebagai penghambat utama perekonomian, menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Data frekuensi tinggi mengindikasikan adanya rebound pada transaksi rumah di kota-kota besar, dan statistik kredit pada September menunjukkan adanya penambahan secara bulanan sebesar lebih dari 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.171) pada kredit pengembangan real estat dan hipotek perorangan.

Efek dari kebijakan-kebijakan yang mendukung tersebut akan diluncurkan secara bertahap dan menghasilkan dampak positif pada sektor ini, kata Wakil Kepala NBS Sheng Laiyun, ketika berbicara dalam konferensi pers pada Rabu (18/10).

Dibutuhkan waktu agar kebijakan-kebijakan tersebut dapat diterapkan karena sektor real estat sedang dalam tahap penyesuaian, ujar Sheng.