Kuncinya adalah bisnis berkelanjutan, dan keberlangsungan budidaya petani hingga siap melakukan hilirisasi produk sagu Indonesia hingga go internasional
Jakarta (ANTARA) - Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Indonesia yang memproduksi pangan mie instan yang berbahan dasar Sagu menjajaki kerja sama bisnis perdana dengan Arab Saudi, Mesir dan China.
Penjajakan kerja sama bisnis antara IKM yang bermerek dagang Sagomee dengan calon pembeli mancanegara tersebut terjadi setelah mereka dipertemukan dalam Event Trade Expo Indonesia (TEI) 2023 di Tanggerang, Banten, Rabu.
“Total sudah ada tiga prospek kerjasama serius, dari Arab Saudi dan Mesir untuk produk mie sagu dan, di hari ketiga ITE ini, China untuk bahan dasarnya yakni tepung sagu,” kata Pemilik IKM Sagomee Fidrianto.
Menurut Fidri, para calon pembeli mancanegara itu mengaku tertarik memborong banyak kedua produk unggulan perusahaan nya, yang memiliki manfaat kesehatan di antaranya menurunkan risiko penyakit diabetes melitus.
Mie instan dan tepung sagu yang diproduksi IKM binaan Kementerian Perindustrian ini mengandung tinggi serat 7,50 persen dan kadar indeks glikemik (GI) rendah yakni hanya mencapai 47,16 persen.
Pihaknya mendapati berdasarkan hasil uji laboratorium Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kandungan produk tersebut didapatkan lebih rendah dari kadar GI untuk mie terigu, 95,51 persen, dan serat pangan nya rendah, 6,14 persen.
“Yang jelas mereka mau borong, karena produk kami ini sehat dan alami, maka kami siap berapapun permintaannya,” kata dia.
Fidri mengaku, dalam penjajakan kerjasama tersebut tidak semata membahas terkait keuntungan materi yang didapatkan, tapi bagaimana aktivitas ekspor bisa berkelanjutan, dan menjangkau pasar internasional lebih luas lagi.
Pihaknya sendiri menargetkan bisa masuk pasar Jepang, Korea Selatan, Amerika dan Eropa sebab masyarakat di negara tersebut selama ini diketahui tingkat pemanfaatan nya pada tepung sagu yang tinggi.
Dia menjabarkan, hal ini penting untuk mempromosikan sagu yang menjadi bahan dasar mie instan dan tepung sagu. Semuanya berasal dari sagu rumbia yang hidup alami di hutan Sungai Liat, Kepulauan Bangka Belitung.
Perusahaan mendapatkan sagu dari para petani lokal yang dibina secara khusus, kemudian mengolahnya secara modern hingga menghasilkan produk pangan sagu yang berkualitas.
“Kuncinya adalah bisnis berkelanjutan, dan keberlangsungan budidaya petani hingga siap melakukan hilirisasi produk sagu Indonesia hingga go internasional,” kata dia.
Event Trade Expo Indonesia 2023 digelar secara fisik di Indonesia Convention Center (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, dari 18 - 22 Oktober, sementara pameran virtual nya berlangsung hingga 18 Desember mendatang.
Beragam komoditas dipamerkan dalam ajang ini, seperti makanan, produk kecantikan, produk kimia, hingga fesyen dan aksesori.
Kementerian Perdagangan melaporkan tercatat ada 1.542 pelaku usaha yang berpartisipasi sebagai eksibitor, serta 11.322 calon pembeli yang datang dari 144 negara, dan memiliki sebanyak 187 nota kesepahaman (MoU) kontrak misi pembelian dari 32 negara.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023